Purwakarta, gemasulawesi - PT Sepatu Bata Tbk, yang merupakan pabrik sepatu Bata di Purwakarta, Jawa Barat, resmi ditutup setelah 30 tahun beroperasi.
Penghentian aktivitas produksi PT Sepatu Bata Tbk diumumkan melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia.
"Kami telah memutuskan untuk menghentikan operasi Pabrik PT Sepatu Bata Tbk di Purwakarta," ujar Corporate Secretary Sepatu Bata, Hatta Tutuko.
Dalam pernyataan resminya baru-baru ini, Corporate Secretary Bata, Hatta Tutuko, menyatakan bahwa penutupan pabrik sudah dilakukan oleh perusahaan secara resmi per 30 April 2024 lalu.
Diketahui PT Sepatu Bata Tbk telah mendirikan pabrik di Purwakarta sejak 1994, dan hasil produksinya dijual di sekitar 400 ritel toko di Indonesia.
Namun, berita penutupan ini menjadi sorotan karena menandai akhir dari sejarah panjang perusahaan sebagai produsen alas kaki di Indonesia dan internasional.
Bata dikenal sebagai produsen sepatu sekolah, sepatu pria, dan perempuan dewasa, serta memiliki beberapa merek lain seperti Marie Claire, Comfit, Power, Bubblegummers, North Star, B-First, dan Weinbrenner.
Namun, di Indonesia, perusahaan mengalami kerugian, terutama selama pandemi Covid-19. Pada 2021, Bata juga mengumumkan penutupan 50 toko di tengah pandemi.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan per 31 Desember 2023, Bata mencatat rugi tahun berjalan sebesar Rp 190.5 miliar, dengan penjualan neto Rp 609,61 miliar, yang turun dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2024, harga saham Bata juga mengalami penurunan signifikan.
Penutupan pabrik di Purwakarta disampaikan oleh Corporate Secretary Bata, Hatta Tutuko, kepada otoritas Bursa Efek Indonesia.
Penutupan ini dikarenakan kurangnya permintaan produksi dari pemasok lokal di Indonesia, sehingga ongkos produksi lebih besar daripada pemasukan.
Ini juga mengakibatkan lebih dari 200 orang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) di Purwakarta.
Dari unggahan video di akun Tiktok @fspmisepatubata, terlihat para karyawan Bata berhamburan keluar pabrik usai di PHK oleh perusahaan.
Hal ini pun lantas menimbulkan keprihatinan dari warganet yang memadati kolom komentar di unggahan Tiktok @fspmisepatubata tersebut.
“Kenapa tutup bang? Padahal hampir 90 persen orang di rumah pakai produk dari bata. Semoga sukses dengan modal pesangon yang didapat, manfaatkan dengan baik," tulis akun @sa***.
Keputusan ini diambil setelah Bata berupaya mempertahankan operasional pabrik di Purwakarta selama empat tahun terakhir.
Namun, dengan kondisi industri alas kaki yang sulit dan kerugian perusahaan, Bata tidak mampu lagi mempertahankan pabrik tersebut untuk tetap dibuka. (*/Shofia)