Karawang, gemasulawesi - Sebuah insiden kekerasan antara sopir taksi konvensional dan sopir taksi online terjadi di kawasan Karawang Kota, memicu ketakutan di kalangan penumpang dan menjadi sorotan publik.
Peristiwa tersebut bermula saat sejumlah siswa pulang dari sekolah dan memesan layanan taksi online.
Setelah para siswa tersebut masuk ke dalam mobil yang dipesannya melalui layanan taksi online, mereka segera menyadari bahwa kendaraan mereka diikuti oleh seseorang.
Setelah beberapa saat, mobil taksi online tersebut dihentikan secara tiba-tiba oleh seorang pria yang diduga sebagai sopir transportasi konvensional.
Sopir taksi online tersebut membunyikan klakson sebagai tanda peringatan, namun tindakan ini malah memicu kemarahan pria tersebut.
Tanpa ragu, pria tersebut mulai memaki dan memukuli sopir taksi online, menyebabkan kekacauan dan ketakutan di kalangan penumpang yang masih remaja.
Para siswa yang ketakutan segera menelepon orang tua mereka untuk meminta bantuan.
Kejadian ini memperlihatkan bagaimana konflik antara sopir taksi online dan sopir transportasi konvensional bisa mempengaruhi keamanan dan kenyamanan penumpang, terutama di kawasan yang dikenal sebagai zona merah.
Zona merah di Karawang Kota merupakan area di mana sering terjadi gesekan antara pengemudi taksi online dan pengemudi transportasi konvensional seperti ojek pangkalan dan angkutan umum.
Di kawasan ini, pengemudi transportasi konvensional biasanya membayar biaya tertentu untuk mendapatkan hak mangkal di tempat-tempat strategis dengan tarif yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, mereka merasa berhak untuk melindungi wilayah operasi mereka dari pengemudi taksi online yang dianggap mengambil penumpang tanpa izin.
Kejadian ini menambah daftar panjang konflik antara pengemudi taksi online dan pengemudi transportasi konvensional.
Banyak pihak mendesak adanya regulasi yang lebih jelas dan penegakan hukum yang tegas untuk menghindari insiden serupa di masa depan.
Pihak berwenang diharapkan dapat menemukan solusi yang adil bagi kedua belah pihak agar ketegangan ini tidak terus berlarut-larut.
Banyak netizen yang berkomentar tentang insiden ini di media sosial.
Beberapa menyatakan keprihatinan mereka terhadap keselamatan penumpang, terutama anak-anak yang menjadi korban dalam kejadian tersebut.
Ada juga yang menyoroti pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi semua pengemudi, baik konvensional maupun online, agar dapat bekerja tanpa takut akan ancaman atau kekerasan.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian terkait tindakan yang akan diambil terhadap pelaku kekerasan tersebut.
Namun, masyarakat berharap agar ada tindakan tegas yang bisa memberikan efek jera dan mengurangi ketegangan antara pengemudi taksi online dan konvensional di masa mendatang. (*/Shofia)