Depok, gemasulawesi - Video yang menunjukkan seorang siswi SD di Kota Depok menjadi korban bullying dari tiga siswi SMP di Tanah Merah, Citayam, Depok, telah menjadi viral di media sosial.
Dalam rekaman video tersebut, terlihat korban yang merupakan siswa SD di Kota Depok mengalami pemukulan, ditendang, dan dibenturkan ke tanah oleh pelaku, yang menyebabkan luka di punggung dan kepala korban.
Keluarga korban di Depok, yang diidentifikasi dengan inisial AU, merasa kesal dengan respons keluarga pelaku yang dinilai menyepelekan kejadian tersebut.
Sabrina, kakak korban, mengungkapkan bahwa adiknya menjadi korban bullying setelah menemukan dua video penyiksaan di galeri ponsel AU.
Awalnya, AU enggan membicarakan luka lebam di perut, dengkul, dan paha.
Tetapi akhirnya mengakui bahwa lebam tersebut disebabkan oleh perlakuan S dan E, yang saat ini bersekolah di SMP di Cipayung dan Pitara.
Sabrina menyampaikan bahwa menurut video yang beredar, kejadian terjadi dua kali, namun adiknya mengatakan bahwa kekerasan tersebut telah terjadi hingga lima kali.
Kejadian pertama terjadi di semak dekat kali di Pitara, di mana S dan E melakukan pemukulan hingga AU tersungkur.
AU hanya bertahan tanpa melakukan perlawanan, sementara kedua pelaku melakukan pemukulan secara bergantian.
Keluarga korban berencana untuk menuntut kejadian tersebut agar memberikan efek jera kepada pelaku.
Mereka sedang mempertimbangkan untuk menghadirkan pengacara guna mendapatkan keadilan atas tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap AU.
“Ayah dan nenek mendatangi keluarga pelaku, tapi mereka hanya bilang ‘itu cuma konten doang’,” ujar Sabrina, kakak korban.
Keluarga korban berharap agar kejadian ini tidak hanya dianggap sebagai "konten" semata, melainkan sebagai pelanggaran serius yang memerlukan tindakan hukum yang tegas.
Menyikapi kejadian viral tersebut, Kanit PPA Satreskrim Polres Metro Depok, Iptu Nurhayati, memberikan keterangan bahwa pihak kepolisian telah mengidentifikasi adanya tiga pelaku yang terlibat dalam kasus perundungan ini.
"Korban mengenakan baju bebas, dan pelaku ada tiga orang sesuai dengan yang terlihat dalam video," ungkap Nurhayati dalam keterangannya.
Lebih lanjut, Nurhayati mengungkapkan bahwa pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan dan pengembangan terkait kasus perundungan ini.
"Pelaku masih dalam proses penyelidikan karena laporan baru diterima hari ini. Saat ini, mereka belum diamankan," jelasnya.
Kasus perundungan ini menjadi perhatian serius, terutama dalam upaya pencegahan dan penindakan terhadap tindakan kekerasan di lingkungan sekolah atau masyarakat.
Polisi juga menekankan pentingnya kesadaran akan bahaya perundungan dan perlunya tindakan tegas untuk menindak para pelaku yang melakukan tindakan tersebut. (*/Shofia)