Situbondo, gemasulawesi - Kepala Desa Curah Cottok, H. Mohamad Samsuri Abbas, baru-baru ini menyampaikan ketidakpuasannya terhadap Dinas Pendidikan Kabupaten Situbondo melalui media sosial.
Ia menuduh bahwa hadiah yang diberikan kepada siswa SD Curah Cottok yang meraih juara atlit cilik tidak sesuai dengan yang dijanjikan.
Kontroversi ini pun menimbulkan pertanyaan mengenai transparansi dan keadilan dalam pengelolaan acara-acara kompetisi di Desa Curah Cottok tersebut.
Pada awalnya, semangat dan harapan tinggi menyertai keberhasilan salah satu siswa SD Curah Cottok yang berhasil meraih gelar juara atlit cilik di tingkat kabupaten Situbondo.
Prestasi ini seharusnya menjadi kebanggaan bagi desa tersebut dan memotivasi siswa lain untuk berprestasi.
Namun, kekecewaan timbul ketika hadiah yang diterima oleh siswa tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Menurut pernyataan H. Mohamad Samsuri Abbas, hadiah yang seharusnya diberikan kepada juara tidak sesuai dengan yang dijanjikan sebelumnya.
“Ini siswa SD Curah Cottok, yang merupakan warga saya, berhasil menjadi juara atlet cilik di Kabupaten Situbondo, namun sayangnya hadiah yang diterimanya tidak sesuai,” keluh Kades, H Mohamad Samsuri Abbas dikutip dari akun @situbondo.lucu.
Ia juga mengungkapkan bahwa hadiah yang seharusnya Rp1,5 juta, tetapi hanya diberikan Rp500 ribu.
"Itupun diantar ke sekolah," jelasnya.
Tidak ada undangan khusus untuk mereka yang diacarakan.
“Namun juara dua justru diundang secara khusus dengan alasan mereka mendaftar secara online,” lanjutnya.
Hal ini memunculkan ketidakpuasan di kalangan warga desa, yang merasa anak-anak mereka tidak mendapatkan penghargaan yang setimpal dengan prestasi yang telah dicapai.
Kritik terhadap Dinas Pendidikan pun bermunculan, dengan tuduhan bahwa proses penentuan hadiah tidak dilakukan secara transparan atau adil.
Video keluhan Kades Mohamad Samsuri Abbas ini pun dengan cepat beredar luas di media sosial dan memunculkan beragam komentar.
“Hebat duit hadiah aja disunat oleh panitia lomba ya? Ayo pak kades..terus berjuang demi warganya,” komentar akun @om***.
Sebagian besar warganet sangat menyayangkan hal ini.
“Kenapa selalu begini kalo yang adain dinas? Habis ini viral baru nanti lak dikasihkan lagi. Hadehhhh. Padahal atlet itu tidak pernah setengah setengah mempersiapkan segalanya,” komentar akun @ya***.
Dalam upaya menyelesaikan masalah ini, transparansi dan dialog antara pihak-pihak terkait sangatlah penting.
Kades Mohamad Samsuri Abbas telah mengemukakan kekhawatirannya secara terbuka melalui media, yang dapat menjadi langkah awal untuk mendorong perubahan dan perbaikan di masa mendatang.
Diharapkan bahwa pemerintah daerah dapat merespons dengan serius atas masalah ini, untuk memastikan bahwa keadilan dan kejujuran menjadi prinsip utama dalam setiap kegiatan yang mereka selenggarakan. (*/Shofia)