Bantul, gemasulawesi – Bupati Bantul, DI Yogyakarta, Abdul Halim Muslih, menyampaikan industri kreatif sub sektor kerajinan yang tumbuh dan berkembang sejak lama di Kabupaten Bantul mampu memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian daerah setempat.
Dalam keterangannya di Bantul pada hari Kamis, tanggal 8 Agustus 2024, , Abdul Halim Muslih mengatakan meski Bantul tidak mempunyai bahan baku kerajinan, tetapi sektor industri kreatif ini tetap terus bergerak berjalan dan juga memberikan kontribusi ekonomi yang tidak kreatif.
Abdul Halim Muslih menyebutkan sektor industri kreatif di Bantul terus tumbuh sebab berasal dari kreativitas dan inovasi pelaku ekonomi kreatif.
“Dan meski bahan baku kerajinan tidak tersedia di daerah sendiri, tetapi usahanya tetap berkelanjutan,” katanya.
Dia menyebutkan seperti di Kasongan, Desa Bangunjiwo, yang adalah sentra kerajinan gerabah sekarang ini telah tidak ada lagi bahan baku tanah liat, sehingga harus didatangkan dari luar, seperti Godean Sleman, bahkan dari luar daerah, dari Magelang dan Kebumen, Jawa Tengah.
Dia mengatakan di Kasongan ini telah tidak memungkinkan lagi mengambil tanah liat.
“Namun angka PDRB atau Produk Domestik Regional Bruto dari sektor industri itu justru nail, ini memperlihatkan sektor industri kerajinan di Bantul masih eksis dan tetap survive walaupun kita telah kehabisan bahan baku,” ujarnya.
Dikutip dari Antara, dia menyampaikan tidak hanya tanah liat untuk bahan baku industri kreatif kerajinan gabah, bambu untuk mendukung sentra kerajinan bambu di Munthuk Dlingo itu juga harus mendatangkan dari daerah lain yang tersedia melimpah.
“Apalagi kulit untuk sentra Manding, itu kita engga punya kulit, demikian juga mebel kayu, kita enggak punya kayu, sehingga Bantul ini benar-benar seperti kurang lebih seperti Jepangnya Indonesia,” ucapnya.
Dia menyatakan jadi tidak mempunyai material.
“Bahkan industri kreatif di Bantul juga memberdayakan masyarakat di wilayah pedesaan itu seperti sentra gerabah Kasongan tersebut, hampir semua warga 1 kampung bekerja pada di sektor kerajinan yang sama,” tuturnya.
Dia mengatakan dan itu artinya ekosistemnya telah jadi.
“Ekosistem kerajinan gerabah Kasongan tersebut telah jadi dan terbukti mampu bertahan puluhan tahun, bahkan mungkin ratusan tahun,” pungkasnya. (Antara)