Jakarta, gemasulawesi - Kecelakaan beruntun yang mengerikan terjadi di Tol Cipularang KM 92 arah Jakarta pada Senin, 11 November 2024, sekitar pukul 15.40 WIB.
Insiden ini melibatkan hingga 17 kendaraan, menyebabkan 28 orang menjadi korban.
Di tengah peristiwa tragis ini, perhatian terpusat pada sopir truk trailer berinisial R, seorang pria berusia 43 tahun dari Serang, yang diduga menjadi penyebab awal kecelakaan tersebut.
Meskipun truknya terlibat dalam insiden besar yang merusak banyak kendaraan dan memicu kemacetan parah, R diketahui hanya mengalami luka ringan.
Pasca kecelakaan, sopir truk tersebut langsung dievakuasi bersama para korban lainnya ke beberapa rumah sakit rujukan.
Menurut Panji Satriya, Marketing and Communication Department Head Jasa Marga, seluruh korban mendapatkan penanganan cepat dari tim medis.
Sebanyak 24 korban mengalami luka ringan, tiga lainnya menderita luka berat, sementara satu orang meninggal dunia akibat kecelakaan ini.
Menurut informasi awal, kecelakaan beruntun ini diduga dipicu oleh rem blong pada truk trailer yang dikemudikan R.
Ketika truk tersebut kehilangan kendali, truk menabrak beberapa kendaraan di depannya, sehingga menyebabkan benturan berantai yang melibatkan belasan kendaraan lainnya.
Dalam rekaman video yang beredar luas di media sosial, tampak kendaraan-kendaraan yang terlibat dalam insiden ini mengalami kerusakan parah.
Beberapa mobil terlihat dalam kondisi ringsek, bahkan ada yang terguling ke lajur seberang, memperlihatkan betapa dahsyatnya dampak kecelakaan tersebut.
Pascakejadian, polisi bersama petugas tol bergerak cepat untuk mengevakuasi korban dan membersihkan lokasi kejadian.
Baca Juga:
Polres Polewali Mandar Tingkatkan Patroli Menjelang Pelaksanaan Pemungutan Suara Pilkada 2024
Namun, upaya ini tak luput dari tantangan, mengingat kemacetan panjang yang terjadi akibat insiden tersebut.
Penyelidikan terhadap penyebab utama kecelakaan, termasuk kemungkinan kelalaian atau masalah teknis pada truk, masih terus berlangsung.
Kecelakaan beruntun di tol Cipularang KM 92 ini menjadi pengingat penting akan bahaya di jalan tol, terutama bagi kendaraan berat yang membawa muatan besar dan banyak.
Pemerintah dan pihak terkait diharapkan dapat meningkatkan pengawasan terhadap kondisi kendaraan berat dan memperketat aturan keselamatan demi menghindari kejadian serupa di masa mendatang. (*/Risco)