Jakarta, gemasulawesi - Gubernur Jakarta Pramono Anung akhirnya angkat bicara terkait kemacetan parah yang terjadi di wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang sempat menjadi perbincangan luas di media sosial.
Kemacetan yang terjadi di Tanjung Priok tersebut disorot karena membuat aktivitas di kawasan pelabuhan terganggu dan menyebabkan keluhan dari masyarakat pengguna jalan serta pengusaha logistik.
Dalam penjelasannya, Pramono Anung menegaskan bahwa kemacetan itu dipicu oleh peningkatan jumlah truk yang keluar masuk pelabuhan.
Ia menyebut bahwa jumlah truk yang seharusnya hanya 2.500 per hari, justru melonjak menjadi 4.000 truk per hari.
Lonjakan drastis tersebut dinilai sebagai penyebab utama kepadatan lalu lintas yang merambat hingga ke luar kawasan pelabuhan dan berdampak pada arus kendaraan di Jakarta Utara.
Sebelumnya, pihak PT Pelindo juga telah memberikan penjelasan terkait penyebab kemacetan tersebut.
Menurut mereka, penyebab utama adalah kedatangan tiga kapal yang melakukan bongkar muat di luar jadwal normal yang telah ditentukan.
Akibatnya, terjadi penumpukan aktivitas logistik yang tak terelakkan.
"Peningkatan volume ini didominasi di satu terminal yaitu namanya NPCT 1. NPCT 1 ini kedatangan kapal yang seharusnya kapal ini sudah datang satu minggu lalu," jelas Drajat Sulistyo selaku Executive Director Regional 2 PT Pelindo.
Meski kejadian tersebut berkaitan dengan aktivitas perusahaan pelabuhan, Pramono Anung menegaskan bahwa sebagai pemimpin Kota Jakarta, ia merasa ikut bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan kepada masyarakat.
Ia menyampaikan rasa prihatin atas kemacetan yang menimbulkan keresahan dan ketidaknyamanan bagi warga yang melintas maupun tinggal di sekitar kawasan Tanjung Priok.
"Saya ingin menyampaikan bahwa peristiwa ini sungguh membuat saya resah. Untuk itu, secara khusus, saya ingin menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya," ujar Pramono Anung pada Sabtu 19 April 2025.
Baca Juga:
21.813 Orang Terdaftar sebagai Peserta UTBK Tahun 2025 di Universitas Hasanuddin Makassar
Sebagai langkah tindak lanjut, Gubernur Jakarta tersebut juga telah memberikan instruksi tegas kepada Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo.
Ia meminta agar Dinas Perhubungan memberikan teguran keras kepada pihak PT Pelindo atas kejadian tersebut.
Menurut Pramono, tidak semestinya pihak operator pelabuhan memaksakan muatan truk melebihi batas yang sudah ditentukan tanpa memperhitungkan dampak lalu lintas.
Upaya penanganan kemacetan di kawasan strategis seperti Tanjung Priok kini menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Pramono berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali dan menekankan pentingnya koordinasi yang lebih baik antara otoritas pelabuhan, dinas perhubungan, serta seluruh pemangku kepentingan terkait lainnya. (*/Risco)