Parigi Moutong, gemasulawesi - Sebanyak 200 tenaga pendidik dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, mengikuti pelatihan implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).
Kegiatan ini digelar sebagai bentuk peningkatan kapasitas guru Paud dalam menyongsong perubahan sistem pendidikan yang menuntut inovasi dan pembelajaran yang lebih fleksibel sesuai kebutuhan peserta didik. Kegiatan berlangsung di aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat pada Kamis, 8 Mei 2025.
Kepala Bidang Paud dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Parigi Moutong, Dahniar, menyampaikan bahwa pelatihan ini melibatkan tenaga pendidik dari berbagai kecamatan, mulai dari Sausu hingga Ampibabo.
Tujuan utama dari pelatihan ini adalah memberikan pemahaman dan pendampingan menyeluruh kepada para guru Paud dalam menerapkan Kurikulum Merdeka di satuan pendidikan mereka masing-masing.
“Jadi, dalam kegiatan ini kami menghadirkan pemateri dari Balai Penjaminan Mutu Pendidikan atau BPMP Provinsi Sulteng,” ungkap Dahniar kepada wartawan di Parigi, Kamis.
Pelatihan ini dianggap penting meskipun terdapat ketidakpastian dalam implementasi jangka panjang Kurikulum Merdeka, karena kemungkinan terjadinya perubahan arah kebijakan di tingkat kementerian. Namun demikian, pemahaman tentang kurikulum ini tetap menjadi kebutuhan penting bagi para guru agar tetap adaptif dan siap terhadap segala kebijakan pendidikan nasional yang berlaku.
Pemberian edukasi seperti ini juga menjadi salah satu bentuk penguatan kompetensi guru Paud dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini.
Dahniar menambahkan bahwa pelatihan ini mencakup pembahasan tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta penyusunan silabus.
Dalam Kurikulum Merdeka, penyusunan RPP dan silabus disesuaikan dengan kebutuhan siswa serta mendorong pendekatan yang lebih kontekstual dan kolaboratif. Hal ini menjadi langkah penting untuk membangun suasana belajar yang menyenangkan sekaligus bermakna bagi peserta didik di tingkat Paud.
Ia menjelaskan bahwa silabus merupakan rencana pembelajaran yang sifatnya umum, dan mencakup kerangka besar dari materi pelajaran, kompetensi dasar yang harus dicapai, serta alokasi waktu selama satu periode pembelajaran. Dengan adanya pelatihan ini, para pendidik diharapkan tidak hanya memahami struktur kurikulum, namun juga mampu mengimplementasikannya secara efektif dalam proses belajar-mengajar sehari-hari.
“Selain pemateri dari Provinsi kami juga menghadirkan pemateri dari Kabupaten, yakni guru penggerak yang memang sudah sering menjadi pemateri,” ujarnya.
Kehadiran guru penggerak sebagai pemateri lokal dinilai penting untuk memberi inspirasi langsung kepada peserta pelatihan, karena mereka telah memiliki pengalaman nyata dalam menjalankan program Kurikulum Merdeka di lingkup masing-masing.
Sinergi antara narasumber dari BPMP Provinsi dan para guru penggerak di daerah diharapkan mampu menciptakan transfer pengetahuan yang merata serta memperkuat kesiapan satuan pendidikan Paud dalam menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan semangat merdeka belajar.
Dengan terselenggaranya pelatihan ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Parigi Moutong berharap agar kualitas layanan pendidikan di tingkat Paud semakin meningkat.