Daerah, gemasulawesi - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengemukakan sebuah gagasan terkait industri pertahanan yang ada di Bandung.
Ia menyebutkan perusahaan-perusahaan seperti PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan PT Pindad sebagai contoh industri tersebut.
Menurutnya, kedua perusahaan itu sebaiknya dipindahkan ke area sekitar Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.
"Saya kemarin bertemu dengan Direktur Utama PT DI, juga berdiskusi dengan Direktur Utama Pindad dan KASAU. Kami sepakat bahwa PT DI di Bandung sulit berkembang pesat karena keterbatasan landasan untuk uji pesawat, yang saat ini sudah padat dengan pemukiman," kata Dedi di Bandung.
Baca Juga:
Krisis Kelaparan di Gaza: PBB Sebut Bencana yang Bisa Dihindari
Dedi menyampaikan bahwa berbagai tantangan muncul jika industri pertahanan tetap bertahan di Bandung.
Hal ini sudah dia jelaskan langsung kepada pihak-pihak terkait dalam sektor pertahanan saat berkomunikasi dengan mereka.
Dedi mengungkapkan ide untuk memindahkan industri pertahanan yang ada di Kota Bandung.
Ia mengusulkan agar pusat industri tersebut dipindahkan ke kawasan Kertajati.
Baca Juga:
Lanud Pattimura Bagikan 250 Paket Beras untuk Warga Kurang Mampu di Ambon
Selain itu, Dedi juga menyarankan agar Angkatan Udara yang berada di Bandara Husein Sastranegara dipindahkan ke lokasi baru.
"Dari PT DI, Pindad, dan Dahana yang memang sudah berlokasi di Subang, semuanya bisa dipusatkan di sana. Termasuk angkatan udara, seperti yang sekarang di Husein, diusulkan pindah ke Kertajati. Di sana masih banyak lahan luas milik negara, entah dikelola oleh Kementerian Kehutanan, Perhutani, atau instansi lain, tapi jelas statusnya adalah tanah negara," ujarnya.
Dedi menyampaikan bahwa beberapa pihak memberikan tanggapan positif atas pembicaraan tersebut.
"Setelah industri pertahanan dipindahkan, ada peluang besar area itu akan dikembangkan menjadi kawasan ekonomi khusus," katanya.
Baca Juga:
Tragedi Kebakaran Sumur Minyak Ilegal Blora: Korban Jiwa Bertambah, Ratusan Warga Mengungsi
Menurut Dedi, jika kawasan ekonomi khusus untuk industri pertahanan sudah terbentuk, maka hal tersebut akan membawa dampak positif bagi perkembangan kawasan tersebut.
Salah satu dampaknya adalah aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati akan mulai berjalan dengan baik.
Selain itu, ia berpendapat bahwa anggaran sebesar Rp60 miliar yang biasanya dialokasikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk bandara itu bisa digunakan untuk keperluan lain.
“Ya, itu akan hilang karena pembiayaannya nantinya akan ditanggung oleh industri pertahanan. Pemerintah provinsi pun tak perlu lagi mengeluarkan dana,” ujarnya. (*/Zahra)