Sulawesi Tengah, gemasulawesi – Sulawesi Tengah terus memperkuat sektor pertanian untuk menghadapi ancaman resesi global yang kian nyata. Menurut Gubernur Rusdy Mastura pertanian merupakan sektor yang esensial.
Ia mengatakan, sebentar lagi ancaman resesi global akan melanda dunia. Hal itu diungkapkannya di Palu Kamis 5 Desember 2023.
“Pertanian merupakan salah satu sektor yang esensial, sehingga mesti dikokohkan supaya saat sewaktu-waktu terjadi ancaman ini, maka kita telah siap menghadapinya,” kata Rusdy Mastura di Palu, Kamis, menanggapi isu resesi.
Ia menjelaskan, Sulawesi Tengah masih mempunyai cadangan lahan pertanian 187 ribu untuk bisa ditanami tanaman pangan serta hortikultura.
Bahkan, jika terjadi kondisi terparah, bila beras mengalami kemerosotan. Dia menyarankan masyarakat menanam jagung sebagai pangan alternatif.
“Kita tidak harus khawatir berlebihan pada ancaman ini. Olehnya, potensi yang ada di daerah manfaatkan semaksimal mungkin agar memberikan hasil yang baik ke depan,” ujar Rusdy.
Baca : Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura Targetkan PAD 2023 Capai Triliunan
Ia menerangkan, berbagai prestasi yang di capai Sulawesi Tengah di tahun 2022, diantaranya pertumbuhan ekonomi begitu positif 11,7 persen.
Selain itu, masuk dalam jajaran daerah terbaik secara nasional, lalu pertumbuhan investasi dari Rp20 triliun meningkat menjadi Rp71 triliun serta rasio tergolong rendah di angka 0,32, termasuk penanggulangan kemiskinan bisa ditekan 1 persen dari 12,8 persen manjadi 11 persen.
“Kendati tahun ini ancaman perekonomian global bergejolak, kami tetap berupaya mempertahankan prestasi yang telah diraih. Berbicara soal resesi tentu mempengaruhi seluruh sektor, sehingga kami dengan berbagai sumber daya yang ada berusaha menjaga stabilitas pangan daerah,” terang Rusdy.
Baca : Komoditas Cabai di Sulawesi Tengah Surplus di Tahun 2022
Sejumlah komoditas pangan Sulawesi Tengah kini mengalami surplus, diantaranya produksi beras mencapai 450.548 ton dari 771.525 ton gabah kering giling (GKG) yang sudah terkonversi dengan tingkat kebutuhan konsumsi 363.838 ton.
Dari produksi itu, beras alami kelebihan 86.710 ton. Di sisi lain, produksi komoditas jagung pun melimpah sebanyak 482.117 ton dengan tingkat konsumsi 7.092 ton, atau mengalami kelebihan sebasar 475.025 ton.
“Artinya, petani lokal masih dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Sulawesi Tengah, juga produksi ini harus di jaga. Tentu pemerintah melaksanakan intervensi terhadap petani melalui beberapa program bantuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian,” tutup Rusdy. (DN/NRL)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News