Kembangkan Potensi UMKM, Berikut Kriteria Penilaian Produk UMKM Sulawesi Tengah oleh Tim Kurator

Keterangan Foto : Ranti Kartakusuma salah satu kurator yang menilai produk UMKM Sulteng, (Foto/Humas Pemprov Sulteng)

Sulawesi Tengah, gemasulawesi – Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sulawesi Tengah pada Selasa, 11 April 2023 di Hotel Best Western Plus Coco Palu mengadakan penilaian produk Usaha Kecil Menengah dan Produk Industri Kecil Menengah dalam Gernas BBI dan BBWI.

Ranti Kartakusuma sebagai kurator di industri kerajinan mengatakan, kriteria patokan yang digunakan kurator dalam menilai produk UMKM atau kriteria dalam kegiatan ini adalah fokus pada bahan yang digunakan.

“Kami juga menilai kreativitas produk, proses pembuatan, nilai inovasi, fungsi dan manfaat, nilai history/value, pemanfaatan teknologi digital dan pendaftaran hak cipta,” kata Ranti.

Baca : Dinas Koperasi Sulawesi Tengah Tetapkan Standar Dasar 4 Sektor Produk UMKM

Ia menjelaskan, tentu saja banyak kompetitor eksternal untuk produk yang dihadirkan UMKM di seluruh Indonesia.

Oleh karena itu perlu pelatihan, pengembangan produk, eksploitasi dan akses pasar, yang masih membutuhkan bantuan dari otoritas lokal.

“Produk yang memiliki potensi besar di bidang handmade, seperti produk home decoration dan produk souvenir,” jelasnya.

Baca : 185 UMKM Terdampak PPKM Dapat Bantuan Beras dari Pemkot Palu

Potensi tersebut tercermin dari penggunaan bahan baku yang umum digunakan seperti rotan, bambu, tongkat dan pemanfaatan limbah fosil kayu.

Menurutnya bahan tersebut akan jika UMKM mampu mengelola dengan maksimal akan menghasilkan hasil yang memuaskan.

“Para pengrajin mencapai hasil maksimal dari bahan-bahan ini melalui gaya dan keahlian masing-masing,” terangnya.

Baca : Dinas PUPRP Buka Pendaftaran Fasilitator Sanimas Parimo

Kurator industri fashion Wagnyo Rahadi angkat bicara mengenai potensi industri fesyen saat membahas pemanfaatan kain tenun Donggala asal Sulawesi Tengah.

Ia sangat optimistis selain budayanya sendiri, kain Donggala memiliki dua teknik pembuatan yang tidak ada di semua daerah kedua teknik itu sendiri adalah tenun bomba dan sobi.

“Jika dipadukan, kedua teknik ini bisa menciptakan motif baru, namun sekaligus mengembangkan kearifan lokal yang tidak dimiliki semua daerah,” ujar Wagnyo.

Baca : Cegah PHK, Pemerintah Keluarkan Kebijakan Bantuan Subsidi Upah

Wagnyo berharap melalui kegiatan ini akan membantu menemukan pengrajin potensial.

Termasuk mereka yang sudah memiliki produk yang berkualitas atau belum dan yang akan membuat produk yang berkualitas.

Kegiatan hari kedua ini dilakukan secara daring dan melibatkan UMKM di Kabupaten Poso, Banggai Kepulauan, Banggai, Morowal Utara, Tojo Una-una, Buol dan Toli-toli. (*/Siti)

Editor: Muhammad Azmi Mursalim

Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News

Bagikan: