Palu, gemasulawesi – BPS Provinsi Sulawesi Tengah mencatat jika kelompok makanan, minuman dan tembakau menjadi penyumbang utama inflasi di bulan Juni tahun 2024.
Kepala BPS Sulteng, Simon Sapary, dalam pemaparan yang dilakukan secara daring di Palu pada tanggal 1 Juli 2024, menyatakan inflasi di Sulawesi Tengah paling tinggi pada kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau, yakni sebesar 0,18 persen.
Simon Sapary menambahkan inflasi selanjutnya disumbang oleh kelompok pakaian dan alas kaki, yaitu sebesar 0,11 persen.
“Dan kelompok transportasi 0,01 persen,” katanya.
Dia mengungkapkan kelompok penyumbang utama inflasi di Juni 2024 adalah ikan cakalang, ikan selar, cabai merah, sepeda motor, cabai rawit, emas perhiasan dan ikan kembung.
Dia menerangkan jika inflasi di bulan Juni 2024 sekitar 0,18 persen.
“Inflasi tahun ke tahun sekitar 2,82 persen atau inflasi Juni tahun 2024 terhadap Juni tahun 2023,” ujarnya.
Dia menuturkan inflasi tahun kalender di bulan Juni tahun 2024 dibandingkan bulan Desember tahun 2023 sekitar 1,38 persen.
Dikutip dari Antara, dia menegaskan jika inflasi juga harus ada, tidak boleh terjadi deflasi.
Menurutnya, itu karena akan meresahkan pedagang dan juga pengusaha.
Dia memaparkan penghitungan inflasi di Sulawesi Tengah dilakukan 4 daerah, yaitu Kota Palu dengan inflasi 0,18, Kabupaten Morowali dengan deflasi 0,20 persen, Kota Luwuk sekitar 0,29 persen dan Kabupaten Tolitoli dengan inflasi sekitar 0,48 persen.
“Inflasi di Palu sebesar 0,18 persen disumbang oleh 3 komoditas utama, yaitu ikan selar, cabai rawit dan cabai merah,” pungkasnya.
Sementara itu, inflasi di Kota Luwuk, Kabupaten Banggai, sekitar 0,29 persen disumbang komoditas minyak goreng, roti manis dan kue basah.
Dia menyebutkan inflasi sebesar 0,49 persen di Kabupaten Tolitoli disumbang 3 komoditas, yaitu bawang putih, udang basah dan ikan kembung.
“Deflasi di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, disumbang oleh 3 komoditas, yaitu bawang merah, cabai rawit dan tomat,” tandasnya. (Antara)