Memanas! Ratusan Driver Ojek Online dan Sopir Angkot di Sukabumi Terlibat Bentrokan Hebat, Ini Pemicunya

Bentrokan terjadi antara sopir angkot dan ojol di Jalan R. Syamsudin, Sukabumi. Polisi jaga ketat area. Source: Foto/Tangkap layar Instagram @kotasukabumi_

Sukabumi, gemasulawesi - Insiden bentrokan hebat antara ratusan pengemudi Ojek Online (Ojol) dan sopir Angkutan Kota (Angkot) terjadi di Jalan R. Syamsudin SH, Kota Sukabumi. 

Peristiwa ini dipicu oleh ketegangan yang telah berlangsung lama antara kedua kelompok, terutama karena keberatan sopir angkot terhadap kehadiran ojol yang dianggap merugikan pendapatan mereka.

Insiden bermula saat sejumlah sopir angkot berkumpul di depan Balai Kota Sukabumi setelah mengadakan audiensi dengan Dinas Perhubungan (Dishub). 

Mereka meminta pembatasan operasional ojol di kota tersebut. Ketika para sopir angkot memarkirkan kendaraan mereka di depan Balai Kota, muncul ratusan pengemudi ojol dari arah Jalan Siliwangi. 

Baca Juga:
Viral Dugaan Pungli Berkedok Biaya Map dan Materai di SDN Polumbon Sari III Karawang Timur, Orang Tua Siswa Tuntut Transparansi

Para pengemudi ojol yang mengenakan jaket hijau dan kuning ini memenuhi lokasi, menyebabkan suasana menjadi tegang dan tidak terkendali. 

Pada pukul 14.05 WIB, ketegangan berubah menjadi bentrokan fisik antara kedua kelompok.

Penyebab utama bentrokan ini adalah ketidakpuasan sopir angkot terhadap kehadiran ojol yang mereka anggap sebagai ancaman. 

Ketegangan semakin memuncak setelah salah satu pengemudi ojol dilaporkan ditabrak oleh angkot, yang memicu kemarahan dari rekan-rekannya. 

Baca Juga:
Guna Menanggulangi Angka Kemiskinan, Pemkab Bantul Melakukan Sinkronisasi Program yang Digulirkan OPD Tingkat Kabupaten dengan Kelurahan atau Desa

Massa ojol kemudian mendatangi sopir angkot yang sedang melakukan aksi unjuk rasa, dan sebuah angkot dirusak dalam kericuhan tersebut.

Salah satu pengemudi ojol, Muhamad Farizal, menjelaskan bahwa insiden ini terjadi akibat kesalahpahaman. 

"Awalnya, ada teman-teman ojol yang ditabrak, lalu kami terpancing emosi dan mendatangi balai kota. Saya juga jadi korban, saya dipukul," ujar Farizal, dikutip pada Rabu, 21 Agustus 2024.

Situasi yang sempat memanas akhirnya berhasil dikendalikan setelah polisi tiba di lokasi dan membubarkan kedua kelompok. 

Baca Juga:
Guna Menyelamatkan Gurita dan Terumbu Karang di Pulau Terdepan, YKL Indonesia bersama DKP Sulsel serta DKP Makassar Dorong Penguatan Konservasi

Wakapolres Sukabumi Kota, Kompol Tahir Muhiddin, menyatakan bahwa untuk mencegah kejadian serupa, pihak kepolisian telah menyebar anggota di beberapa titik strategis di kota tersebut.

Untuk menyelesaikan konflik ini, Polres Sukabumi, Dishub Kota Sukabumi, dan Organda Kota Sukabumi segera mengadakan mediasi antara perwakilan sopir angkot dan ojol. 

Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak akhirnya sepakat untuk berdamai.

Di masa mendatang, diharapkan ada solusi yang lebih baik untuk transportasi perkotaan di Sukabumi. 

Baca Juga:
Pilkada 2024, Bawaslu Parigi Moutong Dilaporkan Melakukan Pengawasan Penempelan Daftar Pemilih Sementara

Salah satu usulan yang mencuat adalah menjadikan angkutan kota sebagai moda transportasi khusus bagi pelajar, melalui kerjasama antara Organda dan Dinas Pendidikan. 

Langkah ini dapat membantu menciptakan keseimbangan antara keberadaan ojol dan angkot di wilayah tersebut, serta meningkatkan keselamatan dan kenyamanan pengguna transportasi umum di Sukabumi. (*/Shofia)

Bagikan:

Artikel Terkait

Berita Terkini