Internasional, gemasulawesi – Diskusi mengenai rekonstruksi Gaza telah dimulai sejak awal dengan prediksi awal yang memerlukan biaya sebesar 50 milyar USD.
Biaya sebesar itu disebutkan dikarenakan oleh serangan brutal yang dilakukan oleh Israel dan belum pernah terjadi sebelumnya di Gaza.
Sekitar 2 pekan lalu, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengumumkan jika Turki akan melakukan upaya besar-besaran untuk membangun kembali rumah sakit, sekolah dan infrastruktur lain yang hancur segera setelah perang berakhir di Gaza.
Mengenai pernyataan Erdogan tersebut, peneliti Turki, Alaeddin Senguler, mengklarifikasi jika janji Erdogan tidak menyiratkan kesediaan Turki untuk menanggung biaya rekonstruksi yang mungkin melebihi 50 milyar USD, namun Turki mungkin menawarkan untuk membangun kembali beberapa fasilitas.
Dia menekankan bahwa perang ‘penghancuran’ yang diumumkan oleh Israel di tanggal 7 Oktober 2023 lalu belum berakhir sehingga membuat perkiraan skala kerusakan dan kemungkinan biaya pembangunan kembali menjadi sulit.
Perang Israel telah menyebabkan apa yang dapat disebut dengan kerusakan parah pada ratusan sekolah dan rumah sakit.
Dan perang itu juga menyebabkan satu-satunya pembangkit listrik di Gaza dan sebagian besar infrastruktur tenaga surya tidak berfungsi.
Mengingat hal ini, Mahmoud Zaghmout dari Action Group for Palestines of Syria yang berbasis di London berpendapat jika pembicaraan mengenai rekonstruksi masih terlalu dini.
“Yang harus dipusatkan dan didiskusikan disini adalah kejahatan Israel terhadap rakyat Gaza yang merupakan kejahatan perang yang setara dengan genosida dan kejahatan etnis,” katanya.
Dalam pandangannya, pembicaraan tentang rekonstruksi, bantuan atau bahkan menyiapkan dana dukungan dan pendanaan seperti yang dilakukan setelah setiap perang di Gaza hanya akan mendorong Israel untuk melakukan lebih banyak kejahatan.
Zaghmout menyebutkan jika tingkat kerusakan yang terjadi belum pernah terjadi sebelumnya.
“Ini juga berdampak pada lebih dari 45.000 unit pemukiman yang berada di Gaza utara,” ujarnya.
Diketahui jika Israel juga telah menghancurkan 244 sekolah yang hancur.
Biaya rekonstruksi setelah serangan Israel pada tahun 2014 di Gaza diperkirakan mencapai 8 milyar USD.
Setelah serangan besar Israel yang terjadi di bulan Mei 2021, banyak negara yang tidak menepati janji rekonstruksi mereka yang membuat hal ini berjalan sangat lambat. (*/Mey)