Jalani Masa Gencatan Senjata, Apakah Solusi 2 Negara Mungkin Jadi Pilihan yang Terbaik untuk Palestina dan Penjajah Israel?

<p>Ket. Foto : Mungkinkah Solusi 2 Negara Jadi Pilihan yang Terbaik untuk Palestina dan Israel?<br />
(Foto/X/@UNRWA)</p>
Ket. Foto : Mungkinkah Solusi 2 Negara Jadi Pilihan yang Terbaik untuk Palestina dan Israel? (Foto/X/@UNRWA)

Internasional, gemasulawesi – Saat ini, Hamas dan Israel sedang menjalani masa gencatan senjata untuk 4 hari di Palestina setelah perang yang dimulai di tanggal 7 Oktober 2023 lalu.

Diketahui jika konflik antara Palestina dan Israel ini telah berlangsung selama bertahun-tahun lamanya tanpa solusi damai yang terjadi hingga sekarang.

Disebutkan selama 3 dekade ini, negara-negara barat dan komunitas internasional memandang gagasan 2 negara sebagai solusi perdamaian di Timur Tengah.

Baca: Sepakat Gencatan Senjata 4 Hari, Ini Alasan Ribuan Warga Palestina Ditahan di Penjara Penjajah Israel

2 negara yang dimaksudkan itu adalah negara Israel dan negara Palestina.

Bahkan setelah agresi terbaru Israel ini, banyak yang mempercayai jika gagasan 2 negara itu masih merupakan menjadi satu-satunya jalan untuk ke depannya.

Lebih dari 14.000 jiwa tewas yang berasal dari rakyat Palestina dan banyak yang dinyatakan hilang.

Baca: Sepakat Gencatan Senjata 4 Hari, Ini Alasan Ribuan Warga Palestina Ditahan di Penjara Penjajah Israel

Jumlah itu sendiri bukan merupakan angka yang pasti karena diperkirakan masih banyak yang terkubur di bawah reruntuhan bangunan.

Ilmuwan politik dari Universitas Tel Aviv, Urief Abulof, meyakini banyaknya korban yang jatuh di kedua belah pihak tidak akan membuat perdamaian menjadi mustahil.

Dia menyatakan jika solusi 2 negara masih mungkin terjadi dan mungkin lebih dari sebelumnya.

Baca: Resmi Masuki Fase Tenang, Ini Kondisi Hari Pertama di Palestina Setelah Gencatan Senjata dan Pertukaran Sandera

Dia menegaskan karena ada potensi untuk kedua belah pihak memahami jika Palestina dan Israel ingin hidup berdampingan tanpa adanya pemimpin radikal.

Pakar lainnya, Hussein Ibish yang berasal dari Arab Gulf States Institute, juga mengakui dia mempercayai jika solusi permanen terhadap konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade ini hanya dimungkinkan dengan model 2 negara.

Dia juga menjelaskan jika hal itu harus dilakukan secara bertahap dan juga memiliki syarat khusus.

Baca: Mengenal Sistem Persenjataan yang Dimiliki oleh Hamas, Kini Jadi Ujung Tombak Perlawanan Rakyat Palestina

Namun, ada juga pakar lain yang merasa skeptis, seperti misalnya Omer Bartov yang merupakan seorang profesor studi holocaust dan genosida di Brown University, yang menggambarkan solusi 2 negara seperti pepatah.

Bartov meyakini solusi 2 negara tidak realistis karena akan membuat Palestina lemah secara ekonomi dan akan menimbulkan ketergantungan kepada Israel.

Selain itu, Bartov menegaskan karena terdapat lebih dari 500.000 pemukim Yahudi di Tepi Barat, maka pengusiran mereka dari wilayah tersebut berarti perang saudara. (*/Mey)

 

 

 

 

...

Artikel Terkait

wave

Sepakat Gencatan Senjata 4 Hari, Ini Alasan Ribuan Warga Palestina Ditahan di Penjara Penjajah Israel

Berikut ini alasan mengapa Israel menahan dan menangkap beribu-ribu warga Palestina di penjara-penjara mereka selama ini.

Gencatan Senjata 4 Hari, Ini Nama 13 Sandera yang Dilepaskan Hamas untuk Gelombang Pertama

Berikut ini adalah nama-nama dari 13 sandera yang dilepaskan oleh Hamas untuk fase pertama pertukaran sandera dengan Israel.

Resmi Masuki Fase Tenang, Ini Kondisi Hari Pertama di Palestina Setelah Gencatan Senjata dan Pertukaran Sandera

Berikut ini adalah beberapa peristiwa dan kondisi yang terjadi di hari pertama di Palestina setelah gencatan senjata dimulai.

Mengenal Sistem Persenjataan yang Dimiliki oleh Hamas, Kini Jadi Ujung Tombak Perlawanan Rakyat Palestina

Berikut ini sistem persenjataan yang dimiliki oleh Hamas yang kini menjadi ujung tombak perlawanan dari masyarakat Palestina.

Agresi Penjajah Israel Dikecam Dunia, Seperti Ini Rasanya Hidup di Jalur Gaza Palestina

Mulai dari kekurangan air, layanan kesehatan dan juga pasokan listrik, seperti ini rasanya jika hidup di Jalur Gaza, Palestina.

Berita Terkini

wave

Purbaya Yudhi Sadewa Pastikan Kebijakan Fiskal Berlanjut Tanpa Perombakan Radikal

Menteri Keuangan baru, Purbaya, janji lanjutkan kebijakan fiskal Sri Mulyani dengan fokus optimalisasi dan stabilitas ekonomi.

Prasetyo Hadi Bantah Reshuffle Kabinet Prabowo Bermotif Singkirkan Menteri Era Jokowi

Prasetyo Hadi tegaskan reshuffle kabinet tak bermuatan politis, Prabowo lantik sejumlah pejabat baru termasuk Menteri Keuangan dan BP2MI.

Penjarahan Senjata dan Penyerangan Polsek di Jakarta Timur, 14 Tersangka Diamankan

Polisi ungkap penjarahan senjata di Polsek Matraman. Empat belas tersangka ditangkap terkait serangan dan perusakan kantor polisi.

Nadiem Makarim Bantah Terlibat Kasus Korupsi Google Cloud di Kemendikbudristek

Nadiem membantah keterlibatan korupsi Google Cloud, sementara KPK dan Kejaksaan Agung terus lakukan penyelidikan terkait kasus berbeda.

Mantan Wali Kota Cirebon Ditetapkan Tersangka Korupsi Proyek Gedung Setda

Nashrudin Azis ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi pembangunan gedung Setda Cirebon, dengan kerugian negara Rp26 miliar.


See All
; ;