Internasional, gemasulawesi – Di bulan Juni kemarin adalah peringatan 16 tahun blokade Israel yang diberlakukan di Jalur Gaza pada bulan Juni 2007 yang dianggap ilegal oleh banyak badan internasional termasuk PBB dan Palang Merah Internasional.
Seluruh generasi Palestina yang lahir dan besar di Gaza, tidak mengetahui kenyataan lain selain kenyataan yang diselingi oleh blokade, pemboman Israel yang berulang kali dilakukan, dan pembatasan pada aspek-aspek penting kehidupan seperti pendidikan yang adalah hak asasi manusia yang mendasar.
Blokade juga dikatakan sebagai bentuk hukuman kolektif yang ilegal yang membuat warga Palestina menjalani hidup mereka dalam kondisi terisolasi dan miskin.
Salah satu pakar, Jehad Abusalim, menyatakan jika setelah 16 tahun mengalami fluktuassi dalam tingkat keparahannya, tampaknya blokade telah menjadi aspek permanen dalam nasib Gaza.
Menurut dokumen pemerintah Israel yang diungkapkan oleh Gisha, Pusat Hukum Kebebasan Beragama, Israel dan sekutunya telah menggunakan blokade di Gaza sebagai alat perang ekonomi melawan Hamas.
Dov Weiglas yang adalah mantan penasihat mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert, menggambarkan tujuan tersebut dengan ‘idenya adalah untuk membuat orang-orang Palestina melakukan diet, tetapi tidak membuat mereka mati kelaparan’.
Jehad Abusalim menyebutkan jika apa yang disebut dengan kebijakan pemisahan Israel semakin memperkuat posisinya dengan memisahkan Jalur Gaza dari Tepi Barat secara fisik dan ekonomi, yang pada gilirannya mengganggu hubungan antara 2 penduduk Palestina.
Mantan Menteri Transportasi, Yisrael Katz, mengisyaratkan tujuan tersebut dengan menyampaikan ‘jika kita memutuskan hubungan dengan Gaza, kita akan terputus dari separuh masalah Palestina’.
“Dengan membuat perpecahan antara Tepi Barat dan Gaza, para pejabat Israek bertujuan untuk menunda munculnya entitas politik Palestina yang bersatu dan dapat mendukung negara Palestina di masa depan,” jelas Abusalim.
Baca Juga: Rakyat Palestina Alami Dehidrasi, Pendudukan Israel Atas Perairan Gaza
Abusalim menuturkan jika 1 tujuan yang mendasari kebijakan Israel adalah menghentikan upaya Palestina untuk mencapai kebebasan dan penentuan nasib sendiri melalui kekerasan dan penghapusan.
“Tidak diragukan lagi, blokade terhadap Gaza merupakan salah satu pengepungan yang paling lama di abad 21,” tegasnya. (*/Mey)