Internasional, gemasulawesi – Keluarga Barbakh adalah salah satu keluarga yang harus mengungsi keluar dari Khan Younis untuk mengikuti perintah penjajah Israel.
Mereka tinggal di Al-Amal sebelum akhirnya harus pergi dari sana menuju ke tampat yang aman dari serangan penjajah Israel yang kini diketahui menargetkan Khan Younis di Jalur Gaza sebelah selatan.
Namun, harapan keluarga Barbakh untuk terus bersama harus pupus ketika 2 anak mereka tewas ditembak oleh penembak jitu penjajah Israel meskipun keduanya mengibarkan bendera putih.
Kedua anak laki-laki keluarga Barbakh bernama Nahedh dan Ramez yang masing-masing berusia 13 tahun dan 20 tahun.
Di hari itu, keluarga Barbakh mengungkapkan jika mereka bersiap-siap untuk menginggalkan Al-Amal yang berada di sebelah barat Khan Younis.
“Kami akan menuju ke arah selatan seperti yang sebelumnya diperintahkan oleh selebaran dari penjajah Israel yang disebarkan di lingkungan rumah kami sehari sebelumnya,” kata ibu kedua anak-anak laki tersebut, Islam Barbakh.
Baca Juga:
Sejumlah Negara Barat Menangguhkan Pendanaan, Apakah Penjajah Israel Ingin Menghancurkan UNRWA?
Islam melanjutkan, namun, pada akhirnya keluarganya menyadari jika mereka harus pergi dan memutuskan untuk membuat rencana.
“Suami dan anak-anak saya sempat berpikir kami mungkin dapat mendobrak tembok belakang rumah kami dan keluar dari sana untuk mengungsi,” terangnya.
Menurut Islam, hal tersebut dikarenakan mereka mendengar suara tembakan dari luar.
Baca Juga:
Tuntut Pengunduran Diri Netanyahu, Pengunjuk Rasa Bentrok dengan Polisi di Penjajah Israel
Islam memaparkan jika dia dan suaminya kemudian memutuskan jika cara terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan cara yang paling langsung, yakni dengan keluar rumah dengan membawa bendera putih.
Mohamed-Adel yang merupakan suami Islam mengatakan jika dia menelepon Nahedh dan memberinya kain putih sebagai bendera putih.
“Saat kami sedang mengumpulkan barang-barang untuk dibawa, Nahedh kemudian keluar dari pintu depan beberapan langkah dengan membawa bendera putih untuk melihat ke arah mana kami harus pergi,” terangnya.
Mohamed kemudian menyatakan jika Nahedh tertembak di kakinya dan jatuh ke tanah.
“Saat dia mencoba bangkit, dia ditembak lagi 2 kali, di punggung dan di kepala,” ungkapnya.
Mohamed memaparkan bahwa saat melihat adik laki-lakinya dalam bahaya, Ramez berlari ke luar rumah untuk menyelamatkannya.
“Namun, mereka menembaknya dan dia tertembak tepat di jantungnya untuk kemudian jatuh menimpa saudaranya,” imbuhnya.
Mohamed mengakui jika hingga kini, dia masih tidak mengetahui apa yang terjadi pada anak-anaknya karena mereka harus pergi meninggalkan rumah bahkan tanpa sempat untuk memeriksa keduanya.
“Terjadi penembakan yang terus menerus saat itu, “ akunya. (*/Mey)