Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan baru-baru ini, Sekretaris Jenderal atau Sekjen PBB, Antonio Guterres, mengutuk serangan yang dilakukan oleh pesawat tidak berawak penjajah Israel terhadap 2 orang jurnalis di Jalur Gaza.
Kini diketahui jika 2 jurnalis Jalur Gaza tersebut berada dalam kondisi kritis.
Dalam pernyataannya, Sekjen PBB, Antonio Guterres, mengungkapkan jika dia sangat prihatin dengan banyaknya jurnalis di Jalur Gaza yang terbunuh karena perang Palestina.
Baca Juga:
Putuskan Kembali ke Rumahnya, Seorang Warga Gaza Sebut Perjalanan Pulang Panjang dan Traumatis
“Kebebasan pers adalah syarat yang mendasar untuk masyarakat dapat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi,” katanya.
Dikabarkan jika serangan tersebut menyebabkan seorang koresponden salah satu media terkenal di dunia yang bernama Ismail Abu Omar terluka parah dan menyebabkan kakinya harus diamputasi.
Selain itu, jurnalis foto bernama Ahmed Matar juga mengalami luka yang juga parah.
Kantor media Gaza menyampaikan jika ini merupakan yang kelima kalinya jurnalis media yang sama menjadi sasaran serangan penjajah Israel yang disebutkan disengaja.
Setidaknya sekitar 126 pekerja media telah terbunuh sejak perang dimulai di bulan Oktober 2023 lalu.
Di sisi lain, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Qatar, Hassan Barari, mengatakan jika serangan terbaru terhadap 2 orang jurnalis di Jalur Gaza merupakan upaya dari penjajah Israel untuk mencegah pelaporan mereka.
“Serangan itu juga dilakukan untuk menghilangkan saksi mata kekejaman penjajah Israel di Jalur Gaza,” ungkapnya.
Dia menegaskan jika jurnalis ditargetkan hanya karena penjajah Israel ingin membungkam mereka.
“Penjajah Israel ‘kesal’ dengan liputan yang dilakukan media dan mereka ingin membunuh para saksi mata yang mendokumentasikan serangan yang dilakukan terhadap warga Palestina,” tandasnya.
Sebelumnya, beberapa waktu yang lalu, serangan pesawat tidak berawak penjajah Israel melukai 2 orang jurnalis di Miraj yang berada di utara kota Rafah.
Sementara itu, sejumlah pengungsi dilaporkan telah meninggalkan Rafah dalam beberapa hari terakhir, setelah penjajah Israel semakin sering melakukan penembakan dan juga serangan udara.
Meskipun peringatan internasional terhadap penjajah Israel terus berlanjut ketika penjajah Israel mempersiapkan invasi darat ke Rafah, penjajah Israel diketahui semakin intensif menyerang Rafah. (*/Mey)