Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, dengan lebih dari separuh penduduk Jalur Gaza yang berkumpul di Rafah, situasi disana menjadi bencana besar.
Laporan yang sama menyatakan jika sedikit bantuan kemanusiaan yang berhasil mencapai Rafah.
“Jumlah orang yang mengantri untuk mendapatkan makanan dan air kini telah meningkat 2 hingga 3 kali lipat di beberapa wilayah di Rafah,” kata salah satu sumber yang tidak disebutkan namanya.
Dia menambahkan jika kelangkaan ekstrim terjadi atas kebutuhan dasar.
“Persediaan makanan di pasar sangat menipis sehingga hanya mereka yang mampu dan memiliki uang di saku mereka yang mampu membeli barang-barang yang diperlukan untuk keluarga mereka,” ujarnya.
Selain itu, dilaporkan jika sebagian besar orang di Rafah juga menghadapi kelaparan dan juga kepanikan atas rencana penjajah Israel untuk memperluas serangan darat ke Rafah, kota yang kini menjadi kamp pengungsian terbesar rakyat Palestina.
Laporan yang sama menyampaikan jika mayoritas orang di Rafah juga harus menghadapi trauma akibat perang yang belum juga berhenti.
Sementara itu, Richard Kozul-Wright yang merupakan direktur badan perdagangan PBB (UNCTAD), mengatakan jika Jalur Gaza memerlukan Marshall Plan yang baru untuk dapat pulih dari serangan penjajah Israel yang terus berlanjut.
Diketahui jika kerusakan yang terjadi sekitar 4 kali lipat dibandingkan dengan perang 7 minggu yang sebelumnya pernah terjadi di tahun 2014 lalu.
Baca Juga:
Masih Lakukan Agresi, Menlu Italia Sebut Penjajah Israel Membunuh Terlalu Banyak Warga Sipil
Marshall Plan adalah rencana pemulihan ekonomi Eropa setelah Perang Dunia II.
Di sisi lain, penjajah Israel dilaporkan secara resmi mengajukan keluhan setelah seorang pejabat senior Vatikan, Kardinal Pietro Parolin yang merupakan Menteri Luar Negeri Vatikan, mengungkapkan kecamannya terkait pembantaian di Jalur Gaza.
Menteri Luar Negeri Vatikan juga menyebut agresi penjajah Israel sebagai tanggapan yang tidak proporsional.
Parolin dilaporkan mempertanyakan klaim penjajah Israel untuk bertindak membela diri dengan melakukan pembantaian di Jalur Gaza terhadap rakyat Palestina.
Hingga kini, perang di Palestina telah menyebabkan puluhan ribu orang meninggal yang termasuk juga dengan anak-anak. (*/Mey)