Internasional, gemasulawesi – Pendiri World Central Kitchen atau WCK, yang merupakan sebuah organisasi bantuan yang berbasis di Amerika Serikat, Jose Andres, mengonfirmasi kematian beberapa orang stafnya dalam serangan udara penjajah Israel di Jalur Gaza tengah.
Dalam pernyataannya di media sosial X yang diunggah pada hari ini, tanggal 2 April 2024, pendiri World Central Kitchen, Jose Andres, menyebutkan jika dia patah hati dan juga berduka atas teman-teman serta keluarga seluruh anggota staf kami.
“Kami kehilangan beberapa saudara dan saudari kami dalam serangan udara penjajah Israel di Jalur Gaza,” katanya.
Andres menambahkan jika mereka telah bekerja bersama dengan para pekerja bantuan yang terbunuh di Ukraina, Turki, Bahama dan Maroko.
Dalam postingannya tersebut, Jose Andres menegaskan jika pemerintah penjajah Israel perlu untuk menghentikan pembunuhan yang dilakukan tanpa pandang bulu tersebut.
“Mereka harus berhenti untuk membatasi bantuan kemanusiaan, berhenti membunuh warga sipil dan juga pekerja bantuan,” tekannya.
Jose Andres melanjutkan jika penjajah Israel juga harus berhenti menggunakan makanan sebagai senjata.
“Tidak ada lagi nyawa tidak berdosa yang hilang,” ungkapnya.
Sementara itu, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia atau DFAT menyampaian jika mereka segera berusaha untuk mengkonfirmasi laporan jika seorang pekerja bantuan Australia telah meninggal di Jalur Gaza.
Sebelumnya dilaporkan jika seorang pekerja bantuan Australia termasuk diantara 5 pekerja kemanusiaan yang tewas dalam serangan udara di Deir el-Balah.
DFAT menambahkan jika laporan-laporan itu sangat menyedihkan, namun, karena kewajiban privasi, mereka tidak dapat memberikan komentar lebih lanjut.
Diketahui jika serangan udara yang dilakukan oleh pasukan penjajah Israel di Deir el-Balah, Jalur Gaza bagian tengah, menewaskan 5 orang pekerja bantuan kemanusiaan pada hari Senin, tanggal 1 April 2024.
Kelima pekerja bantuan tersebut, yang bekerja dengan World Central Kitchen, yakni seorang warga Palestina, Polandia, Inggris, Australia dan jenazah terakhir yang tidak dapat dikenali dikarenakan terluka parah.
“Namun, menurut karyawan WCK yang ditemui di RS Al Aqsa, dia juga adalah seorang pekerja internasional,” ucap salah satu sumber yang tidak disebutkan namanya. (*/Mey)