Internasional, gemasulawesi – Pertahanan Sipil menyatakan bahwa kru mereka saat ini sedang mencari korban selamat di reruntuhan.
Pertahanan Sipil juga menambahkan hal tersebut terjadi setelah tentara penjajah Israel melakukan serangan baru dan menargetkan lingkungan Daraj di Kota Gaza, yang berada di Jalur Gaza bagian utara.
“Penjajah Israel melakukan serangan terhadap sebuah rumah yang merupakan milik keluarga al-Ghussein,” ujar mereka kemarin, tanggal 27 Mei 2024, waktu Palestina.
Sebuah video yang dibagikan oleh Pertahanan Sipil juga memperlihatkan sejumlah kru dan relawan lainnya berjongkok di tumpukan puing.
Mereka berteriak ke tanah untuk mencoba mengetahui apakah ada korban yang selamat dari serangan tersebut.
Di sisi lain, serangan pedas terjadi terhadap Benjamin Netanyahu di parlemen penjajah Israel berkaitan dengan penanganan perang.
Disebutkan jika kemarin, tanggal 27 Mei 2024, waktu penjajah Israel adalah hari yang sulit untuk Perdana Menteri penjajah Israel, Benjamin Netanyahu.
Dikabarkan pertemuan yang berlangsung cukup panas di Knesset dikarenakan Benjamin Netanyahu tidak hanya harus menghadapi protes dari keluarga para tawanan yang meminta dia untuk segera menerima kesepakatan gencatan senjata bersama Hamas.
Namun, diketahui jika Netanyahu juga menghadapi tentangan, dimana 40 tanda tangan telah ditandatangani untuk sebuah petisi untuk sidang simbolis dimana mereka ingin mendengar pendapatnya tentang apa yang akan dia lakukan, yang berkaitan dengan perang di Jalur Gaza.
Salah satu pengamat di kabinet perang di Jalur Gaza yang tidak disebutkan namanya menyebutkan bahwa penjajah Israel harus mengakhir perang di Jalur Gaza, meski hanya sementara.
“Ini untuk memastikan pembebasan mereka yang masih ditawan,” katanya.
Pemimpin oposisi penjajah Israel, Yair Lapid, menyampaikan bahwa perang tidak akan berhasil karena kepemimpinan Benjamin Netanyahu.
Sementara itu, dilaporkan jika menurut angka PBB, agresi yang dilakukan oleh penjajah Israel di Jalur Gaza sejak tanggal 7 Oktober 2023 telah membuat 20 rumah sakit tidak dapat beroperasi.
Kini, diketahui dari 36 rumah sakit di Jalur Gaza, hanya 16 rumah sakit yang masih berfungsi, namun, hanya terbatas.
Dikabarkan semua fasilitas kekurangan persediaan penting, staf dan juga obat-obatan. (*/Mey)