Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, Kantor Media Pemerintah Gaza menyatakan bahwa sekitar 210 orang tewas dalam serangan yang dilakukan Israel di Nuseirat dan wilayah lainnya di Jalur Gaza bagian tengah.
Sebelumnya, juru bicara Kementerian Kesehatan mengatakan masih ada banyak mayat dan orang terluka yang masih berada di jalanan Jalur Gaza tengah.
Salah satu sumber yang tidak disebutkan namanya menyampaikan jika situasinya di Jalur Gaza tengah tegang dengan orang-orang yang ketakutan di jalan tidak tahu kemana harus mengarah.
“Ada ledakan yang terjadi setiap menit dan ambulans sedang memindahkan korban luka ke rumah sakit tempat kami terjebak,” ujarnya.
Dia menambahkan jika terjadi kekacauan di dalam rumah sakit dan ada anak-anak diantara mereka yang terluka.
Salah seorang dokter perawatan intensif anak di Doctors Without Borders atau MSF, menggambarkan RS Al Aqsa sebagai ‘pertumpahan darah total’.
Dr Tanya Haj-Hassan menyatakan rumah sakit tampat seperti rumah jagal.
“Gambar dan video yang saya terima menunjukkan pasien tergeletak dimana-mana dalam genangan darah,” katanya.
Dia melanjutkan anggota tubuh pasien-pasien tersebut juga patah.
“Seperti itulan pembantaian itu, yang artinya orang tua berlarian merawat anak-anak mereka yang kepalanya mengeluarkan darah dan berusaha mencari petugsa medis untuk merawat mereka,” ucapnya.
Dia mengungkapkan keadaannya sangat kacau dan ada begitu banyak pasien yang jumlahnya jauh melebihi kemampuan layanan kesehatan untuk merawat mereka.
Dalam pernyataan singkatnya kemarin, 8 Juni 2024, militer penjajah Israel menyebutkan pasukannya menargetkan infrastruktur teroris di wilayah Nuseirat.
“Pasukan penjajah Israel menyelamatkan 4 tawanan selama operasi di Nuseirat dan keempatnya berada dalam kondisi medis yang baik,” papar mereka.
Selain itu, setidaknya 6 warga Palestina dari 1 keluarga dibunuh oleh pasukan penjajah Israel setelah mereka menembaki rumah mereka yang berada di Kamp Pengungsi Bureij pada pagi harinya.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menyerukan diadakannya sidang darurat Dewan Keamanan PBB terkait apa yang dia kecam sebagai pembantaian berdarah yang dilakukan oleh pasukan penjajah Israel. (*/Mey)