Internasional, gemasulawesi – Pasukan penjajah Israel kembali melakukan penangkapan massal di sejumlah wilayah di Tepi Barat.
Dilaporkan jika militer penjajah Israel telah menangkap 23 warga Palestina saat mereka menyerbu Kegubernuran Qalqilya di Tepi Barat.
Sumber lokal yang tidak disebutkan namanya mengatakan diantara mereka yang ditahan adalah ayah dan juga ibu dari seorang buronan warga Palestina.
“Militer penjajah Israel dikabarkan menangkap mereka untuk menekan buronan tersebut menyerahkan diri,” katanya.
Pasukan penjajah Israel juga telah menangkap 3 pria dari kota Azzun, sementara itu, 2 pria Palestina ditangkap dari Kafr Thulth.
Dalam penyerbuan yang dilakukan kemarin, 5 Juni 2024, 4 warga Palestina ditangkap dalam serangan militer penjajah Israel di kota Madama, yang berada di sebelah selatan Nablus.
Sementara itu, seorang mahasiswa ditangkap dalam penggerebekan di kota Deir Jarir, yang berlokasi di sebelah timur Ramallah.
8 warga Palestina lainnya juga telah ditangkap dari kota Kafr Laqif dan 1 orang lainnya ditangkap dari kota Habla.
Pasukan penjajah Israel juga menangkap 1 orang lainnya di kota Qalqilaya.
Pasukan penjajah Israel juga melakukan penggerebekan di beberapa wilayah lain di Tepi Barat, yakni Nablus, Hebron, Bidya yang berada di sebelah barat Salfit dan kota Kafr Laqif, Seneria dan Hableh.
Sementara itu, pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni 2024 kemarin, warga Palestina di Institut Keanekaragaman Hayati dan Keberlanjutan Palestina di Universitas Betlehem dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia memulihkan tanah dan menanam bunga.
Dalam sebuah pernyataan, lembaga tersebut mengatakan Palestina menghadapi tantangan lingkungan yang signifikan yang disebabkan oleh penjajahan.
“Juga diakibatkan oleh eksploitasi berlebihan, polusi, perusakan habitat dan spesies invasif,” kata mereka.
Pernyataan itu juga menyebutkan jika mereka adalah generasi yang dapat berdamai dengan tanah.
“Tanah kita. Masa depan kita,” ujar mereka.
Sebelumnya, PBB telah memperkirakan sepertiga lahan pertanian di Jalur Gaza rusak diantara bulan Oktober 2023 hingga Februari 2024.
Sementara itu, penjajah Israel juga mengontrol sumber air tawar di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Diketahui jika setidaknya 36.586 orang telah tewas sejak perang meletus di tanggal 7 Oktober 2023 lalu. (*/Mey)