Internasional, gemasulawesi – Pihak berwenang penjajah Israel pada tanggal 14 November 2024, waktu setempat, menyerbu Desa Badui Umm Al-Hiran di Gurun Negev di penjajah Israel selatan.
Pasukan penjajah Israel menghancurkan masjidnya, yang menjadi masjid terakhir dan bangunan terakhir yang tersisa di desa tersebut, menyusul penghancuran rumah-rumah penduduk sebelumnya.
Menurut laporan, polisi menahan 3 pria menjelang pembongkaran dan keberadaan mereka saat ini tidak diketahui.
Penduduk Badui di Umm Al-Hiran, Ras Jaraba, dan juga sepuluh desa lain di dekatnya menghadapi pemindahan paksa yang mendesak karena otoritas penjajah Isarel berencana membangun kota-kota Yahudi baru di lokasi desa-desa Arab itu.
Banyak penduduk yang memilih untuk merobohkan rumah mereka sendiri untuk menghindari pengenaan biaya evakuasi dan juga pembongkaran oleh otoritas penjajah Israel.
Sementara tentara penjajah Israel merobohkan masjid seperti yang ditunjukkan dalam rekaman video yang dibagikan oleh Dewan Regional untuk Desa Badui yang Tidak Diakui di Negev, sebuah lembaga nirlaba yang mewakili komunitas terpinggirkan ini.
Baca Juga:
Penjajah Israel Hancurkan Rumah Warga Palestina di Yerusalem Timur dan Hebron
“Pembongkaran ini sebagai babak berikutnya dalam pembersihan etnis dan pengusiran orang Arab di negara ini, “ kecam seorang juru bicara dewan.
Otoritas penjajah Israel juga memerintahkan penduduk Umm Al-Hiran untuk mengungsi paling lambat pada 24 November 2024 untuk memberi jalan untuk pembangunan kota Yahudi baru, Dror, di atas reruntuhannya.
Ras Jaraba, berdasarkan rencana yang sama, akan menjadi wilayah hukum Dimona.
Baca Juga:
2 Orang Tewas dan 2 Lainnya Terluka dalam Serangan Tentara Penjajah Israel di Timur Tulkarem
Permintaan dari penduduk kedua desa untuk diikutsertakan dalam pembangunan baru ditolak dan pihak berwenang menuntut evakuasi segera Umm Al-Hiran untuk pembangunan kota khusus Yahudi.
Gurun Negev atau Naqab merupakan rumah untuk sekitar 51 desa Arab yang tidak diakui dan terus-menerus menjadi sasaran pembongkaran menjelang rencana untuk menjadikan daerah itu sebagai daerah Yahudi dengan membangun rumah untuk komunitas Yahudi baru.
Buldozer penjajah Israel, yang dikenakan biaya kepada orang Badui, telah menghancurkan segalanya, mulai dari pohon hingga tangki air, tetapi penduduk Badui telah mencoba membangun kembali setiap saat. (*/Mey)