Internasional, gemasulawesi – Pengeboman terbaru penjajah Israel terhadap Jalur Gaza berlanjut untuk hari ketiga berturut-turut dengan lebih dari 70 orang tewas dalam serangan yang terjadi sebelum fajar termasuk dengan seorang bayi yang baru lahir.
Menurut pejabat kesehatan di daerah tersebut, setidaknya 71 orang tewas pada Rabu malam dan Kamis dini hari waktu setempat di Jalur Gaza selatan dan utara.
Banyak orang lainnya yang terluka dalam serangan penjajah Israel tersebut.
“Sedikitnya 20 orang tewas di Khan Younis di selatan setelah pasukan penjajah Israel menyerang beberapa rumah di daerah itu,” kata kantor berita Palestina.
Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Tutup Jalan Utama di Jalur Gaza dan Mencegah Warga Palestina Melintasinya
Sementara itu, di Jalur Gaza utara, serangan terhadap rumah keluarga di lingkungan as-Sultan di sebelah barat Beit Lahiya menewaskan sedikitnya 7 orang.
Sumber menyampaikan serangan penjajah Israel di Jalur Gaza semakin intensif terutama saat fajar ketika sedikitnya 11 bangunan tempat tinggal diratakan oleh pasukan penjajah Israel.
“Kami mengetahui bahwa jumlah korban tewas dari warga Palestina telah meningkat tajam menjadi sebanyak 71 warga Palestina,” ucapnya.
Dia menambahkan di antara para korban yang terbunuh hari Kamis, tanggal 20 Maret 2025 waktu setempat, terdapat seorang bayi baru lahir, anak-anak, dan perempuan.
Baca Juga:
Penjajah Israel Dilaporkan Membakar Tenda-Tenda Badui yang Terletak di Daerah Wadi al-Matwi
Dia menyatakan ada pendekatan strategis yang jelas yang digunakan penjajah Israel yang tidak memberikan peringatan apapun kepada warga sipil sebelum menyerang gedung-gedung tempat mereka berlindung.
Sebelumnya, seorang staf asing PBB tewas dan 5 pekerja lainnya terluka dalam serangan udara penjajah Israel di lokasi PBB di Jalur Gaza tengah.
Kepala bantuan kemanusiaan PBB, Tom Fletcherm menggambarkan serangan tersebut sebagai ‘menyebalkan’.
Dia menyebutkan serangan itu menargetkan kompleks PBB yang jelas ditunjuk di Jalur Gaza dan PBB menuntut jawaban sementara sementara ‘kami berduka bersama keluarga rekan kami’.
Baca Juga:
Hamas Sebut Belum Menutup Pintu Negosiasi Meski Penjajah Israel Kembali Membombardir Jalur Gaza
“Hukum kemanusiaan telah jelas. Warga sipil, termasuk staf PBB dan pekerja kemanusiaan, tidak boleh menjadi sasaran. Komunitas internasional harus bergabung dengan kami dalam menuntut penyelidikan dan akuntabilitas yang sesungguhnya,” ujarnya. (*/Mey)