Internasional, gemasulawesi – Pasukan penjajah Israel terus memberlakukan pembatasan yang ketat terhadap jemaah Palestina yang bepergian dari Tepi Barat ke Yerusalem untuk beribadah di Masjid Al Aqsa pada hari Jumat keempat dan juga terakhir bulan suci Ramadhan.
Sejak hari Jumat pagi, tanggal 28 Maret 2025 waktu setempat, ratusan warga Palestina lanjut usia berkumpul di sejumlah pos pemeriksaan penjajah Israel di sekitar Yerusalem yang diduduki dalam upaya mencapai Masjid Al Aqsa untuk melaksanakan salat Jumat terakhir bulan Ramadhan di sana.
Di pos pemeriksaan ini, diketahui pasukan penjajah Israel melakukan pemeriksaan identitas, menolak masuknya pria di bawah usia 55 tahun dan juga wanita di bawah usia 50 tahun kecuali mereka memiliki izin khusus.
“Pasukan penjajah Israel memulangkan puluhan warga Palestina lansia di pos pemeriksaan Qalandia dan Bethlehem yang sedang dalam perjalanan menuju Masjid Al Aqsa dengan alasan mereka tidak mempunyai izin yang diperlukan untuk memasuki Yerusalem,” kata saksi mata kepada media.
Baca Juga:
7 Warga Sipil Palestina Tewas dalam Serangan Udara Penjajah Israel di Barat Laut Kota Gaza
Lebih jauh, pasukan penjajah Israel memberlakukan tindakan ketat di gerbang Masjid Al Aqsa, di mana mereka melakukan pemeriksaan identitas menyeluruh terhadap anak muda yang memasuki Kota Tua dan kompleks masjid.
Dilaporkan beberapa orang dicegah masuk karena pembatasan ini.
Di sisi lain, parlemen penjajah Israel telah menyetujui komponen utama rencana Benjamin Netanyahu untuk merombak sistem peradilan negara tersebut yang bertentangan dengan gerakan protes selama bertahun-tahun dan yang membuat marah para kritikus yang mengecam UU tersebut sebagai anti demokrasi.
UU yang disahkan dengan 67 suara di parlemen atau Knesset yang beranggotakan 120 orang akan memberi politisi lebih banyak kekuasaan atas penunjukan hakim.
Baca Juga:
Penjajah Israel Dilaporkan Menyerang Penggembala Palestina di Masafer Yatta
Pemungutan suara dilakukan beberapa hari setelah pemerintah memulai proses pemecatan Jaksa Agung Gali Baharav-Miara dan memecat kepala badan keamanan interasional Shin Bet, Ronen Bar.
Baik Baharav-Miara maupun Bar diketahui mengkritik Netanyahu. (*/Mey)