Internasional, gemasulawesi – Menurut sumber setempat, pasukan penjajah Israel menembak seorang pemuda Palestina dengan peluru tajam pada Rabu pagi, tanggal 26 Maret 2025 waktu setempat, di Kota Ni’lin yang terletak di sebelah barat Ramallah.
Pasukan penjajah Israel juga meninggalkannya berdarah di tanah dekat koloni ilegal Nili.
“Tentara penjajah Israel menembakkan peluru tajam ke arah pemuda tersebut yang diidentifikasi bernama Yusuf Srour dan melukainya dengan peluru di perut,” ujar sumber.
Para tentara penjajah Israel kemudian menahannya dan membiarkannya berdarah selama lebih dari 2 jam di dekat koloni Nili.
Baca Juga:
Beberapa Warga Sipil Tewas ketika Pesawat Tempur Penjajah Israel Targetkan Berbagai Wilayah di Gaza
Pemuda tersebut kehilangan kesadaran dan kehilangan banyak darah sebelum warga dapat membawanya ke rumah sakit di Ramallah di mana kondisinya dilaporkan kritis.
Di sisi lain, orang-orang yang mengungsi di Jalur Gaza utara mencari daerah manapun yang dapat memberi mereka sedikit rasa aman.
Mereka pindah ke lokasi tenda, daerah yang penuh sesak, mereka pindah ke pusat evakuasi yang hampir runtuh dan sebagian hancur.
Warga Palestina kekurangan kebutuhan paling mendasar untuk bertahan hidup dalam kondisi yang sulit, kelaparan, kehausan, trauma, dan yang paling penting ketakutan terus-menerus akan serangan di tenda-tenda mereka.
Baca Juga:
Pemerintah Penjajah Israel Dilaporkan sedang Mempelajari Rencana Militer untuk Mengambil Alih Gaza
Badan Kemanusiaan PBB (OCHA) menyatakan sistem perawatan Jalur Gaza berada di bawah tekanan yang sangat besar, berjuang untuk menyediakan perawatan yang diperlukan untuk pasien di tengah peningkatan yang tajam jumlah korban, penurunan tajam dalam persediaan medis karena terhentinya masuknya pasokan dan kurangnya peralatan medis, unit darah, dan juga tenaga medis khusus.
OCHA menyebutkan lebih dari separuh rumah sakit yang menerima kasus trauma kini mempunyai tingkat hunian tempat tidur lebih dari 80 persen dan permintaan donor darah terus berlanjut.
“Selain itu, persediaan obat anestesi yang ada menipis bersama dengan persediaan medis utama yang diperlukan untuk persalinan dan melahirkan yang aman,” bunyi laporan tersebut.
OCHA melanjutkan untuk vaksin, stok vaksin Rota tidak ada dan persetujuan pengiriman dari otoritas penjajah Israel sangat diperlukan. (*/Mey)