Internasional, gemasulawesi – Menurut sumber setempat, serangan penjajah Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah menewaskan sebanyak 14 warga sipil Palestina.
Serangan yang terjadi pada hari Rabu malam, tanggal 2 Juli 2025 waktu setempat, itu juga melukai yang lainnya.
“Pesawat nirawak tempur penjajah Israel menargetkan kios Falafel di dekat Rumah Sakit Al-Awda di kamp pengungsi tersebut,” ujar mereka.
Mereka menambahkan ini membuat 5 orang warga sipil Palestina meninggal dan melukai beberapa yang lainnya.
Baca Juga:
Buldozer Milik Penjajah Israel Menghancurkan Sebuah Rumah Milik Warga Palestina di Kota Beit Hanina
Serangan udara pesawat nirawak lainnya juga menargetkan kumpulan warga sipil di depan sebuah sekolah di al-Mukhayyam al-Jadid, yang merupakan perluasan kamp pengungsian.
Serangan tersebut menewaskan 9 orang, termasuk dengan 3 anak di bawah umur dan melukai beberapa warga lainnya.
Pada hari Selasa, tanggal 18 Maret 2025, penjajah Israel secara sepihak mengakhiri gencatan senjata di Jalur Gaza dan melanjutkan agresinya dengan melancarkan gelombang serangan udara berdarah di seluruh Jalur Gaza yang mengakibatkan ratusan warga Palestina tewas.
Menurut sumber medis, jumlah korban yang tewas menca;ai sedikitnya 6.454 orang dengan 22.551 orang terluka.
Baca Juga:
Para Penjajah Israel Membakar Puluhan Dunum Tanah yang Terletak di Desa Duma Selatan Nablus
Dalam 24 jam terakhiir, sebanyak 42 warga Palestina terbunuh termasuk dengan 3 orang yang ditemukan tertimbun di reruntuhan.
Sebanyak 487 korban dirawat di rumah sakit Jalur Gaza. Serangan militer yang diluncurkan penjajah Israel sejak bulan Oktober 2023 telah menewaskan 57.012 warga Palestina dengan mayoritas korbannya adalah wanita dan anak-anak.
134.592 lainnya dilaporkan terluka. Hal ini ditambah dengan sedikitnya 10.000 orang yang tidak diketahui keberadaannya hingga kini dan diduga tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh wilayah Jalur Gaza.
Perang ini juga menyebabkan pengungsian paksa hampir 2 juta orang dari seluruh Jalur Gaza.
Baca Juga:
Penjajah Israel Mendirikan Pos Kolonial Baru di Sebelah Barat Laut Yerikho
Sebagian besar pengungsi dipaksa untuk mengungsi ke Kota Rafah di bagian selatan yang padat penduduknya dalam apa yang telah menjadi eksodus massal terbesar Palestina sejak Nakba tahun 1948. (*/Mey)