Internasional, gemasulawesi – Menurut sumber lokal dan pemantau HAM, penjajah Israel mendirikan pos kolonial baru di daerah Al-Mu’arrajat yang terletak di sebelah barat laut Yerikho.
Ini menandai pos kolonial baru di sepanjang jalan tersebut. Menurut pengawas umum Organisasi Al-Baydar untuk Pembelaan Hak-Hak Badui, Hassan Malihat, para penjajah Israel mendirikan tenda dan membawa tangki air dan generator dalam beberapa hari terakhir kemudian memagari.
Dia menambahkan itu dilakukan sebagai persiapan untuk mengubahnya menjadi pos terdepan permanen sebagai bagian dari pola yang berulang di seluruh Tepi Barat.
Saksi mata dari komunitas Badui Arab al-Malihat di dekat sana di sebelah utara Yerikho mengonfirmasi pos paling depan tersebut didirikan di bawah perlindungan tentara penjajah Israel.
“Saat mereka memulai pekerjaan dasar, para penjajah Israel terlihat membawa peralatan penggalian dan pagar logam ke lokasi itu,” ujarnya.
Dia memperingatkan pos terdepan baru ini merupakan bagian dari ‘rencana kolonial komprehensif’ yang mempunyai tujuan untuk merebut koridor penting yang strategis yang memisahkan Yerikho dari wilayah tengah Tepi Barat.
Selain itu, untuk membatasi pergerakan antara wilayah utara dan selatan.
Para saksi mata juga menggambarkan tindakan yang dilakukan penjajah Israel tersebut sebagai bentuk ‘Nakba bertahap’ yang dilakukan tanpa buldozer atau pengusiran massal tetapi ini tidak kalah berbahayanya dengan pemindahan paksa.
Baca Juga:
Pos Pemeriksaan Militer Jaba di Timur Laut Yerusalem Ditutup Pasukan Penjajah Israel
Mereka juga memperingatkan tujuan yang lebih besar tampaknya adalah pembongkaran komunitas Badui serta mendorong mereka menuju pemindahan paksa.
Organisasi tersebut menyebutkan pos-pos paling depan dimulai dengan 1 tenda dan segera berkembang menjadi pemukiman penuh.
Ditambahkan para pemukim penjajah Israel bertindak sebagai ‘lengan tidak resmi pemerintah penjajah Israel’ dengan dukungan penuh dari militer penjajah Israel.
Lebih lanjut, Al-Baydar menekankan perluasan itu tidak dapat dipisahkan dari kebijakan penjajah Israel yang lebih luas untuk mengosongkan Area C dari penduduk Palestina, khususnya suku Badui. (*/Mey)