Internasional, gemasulawesi – Menurut sumber setempat, pasukan penjajah Israel menahan beberapa warga Palestina kamp Jenin ketika mereka berusaha untuk kembali ke rumah mereka masing-masing.
Sumber-sumber tersebut menyampaikan pada hari Rabu malam, tanggal 30 Juli 2025 waktu setempat, para tentara penjajah Israel menahan keluarga yang mencoba untuk mencapai rumah mereka yang terletak di daerah al-Ghabz serta banguna-bangunan yang ada di sekitarnya.
Dikutip dari situs english.wafa.ps, diketahui bahwa daerah tersebut terletak di kamp Jenin.
Pada hari yang sama, sebelumnya, para tentara penjajah Israel yang menenteng senjata telah melakukan evakuasi terhadap penduduk dari beberapa bangunan.
Baca Juga:
UNRWA: Kelaparan di Gaza Bukan Bencana Alami, Tapi Akibat Kebijakan yang Disengaja
Banguna-bangunan itu termasuk dengan Kompleks Sama serta rumha-rumah yang terletak di Tal’at al-Ghabz.
Mereka diketahui mengubahnya menjadi pos-pos militer.
Setelahnya, mereka mengerahkan kembali para tentara penjajah Israel ke sana setelah para penduduk Palestina mencoba untuk kembali dan memeriksa rumah-rumah itu.
Melalui sejumlah dokumentasi berupa foto dan video yang didokumentasikan oleh para penduduk, beberapa rumah yang sempat dievakuasi oleh para tentara penjajah Israel sebelum akhirnya kembali lagi menunjukkan kerusakan yang parah pada rumah sekaligus propertinya.
Sejak tanggal 21 Januari 2025 lalu, penjajah Israel terus melanjutkan agresinya terhadap Kota Jenin dan kampnya.
Sejauh ini, peristiwa itu telah menyebabkan hampir 44 warga meninggal, dengan banyak orang lainnya yang terluka serta penahanan.
Hingga bulan Juni, menurut statistik Kota Jenin, hampir 600 rumah di kamp tersebut telah dihancurkan oleh tentara penjajah Israel.
Operasi pemb0ngkaran baru yang sekarang ini sedang dan masih berlangsung menargetkan sebanyak 95 rumah penduduk Palestina tambahan.
Di sisi lain, perang di Jalur Gaza hingga kini telah menewaskan 60.138 orang dengan sebanyak 146.269 lainnya terluka.
Jumlah tersebut masih belum terdata sepenuhnya karena masih banyak orang yang tertimbun di bawah reruntuhan dan belum dapat terjangkau karena perang. (*/Mey)