Internasional, gemasulawesi – Menurut sumber keamanan, seorang pemuda Palestina terluka oleh peluru tajam dan beberapa orang lainnya mati lemas akibat menghirup gas air mata yang dilepaskan dalam konfrontasi dengan pasukan penjajah Israel di pusat k0ta Hebron.
Sumber-sumber menyampaikan kepada media dalam konfrontasi yang terjadi pada hari Minggu malam, tanggal 3 Agustus 2025 waktu setempat, pasukan penjajah Israel menyerbu pusat kota, menembakkan peluru tajam, granat kejut, dan tabung gas air mata ke arah warga sipil Palestina serta toko-toko komersial.
“Mereka menembak dan melukai seorang pemuda Palestina di paha yang mengharuskannnya dipindahkan ke rumah sakit,” ujarnya.
Beberapa warga Palestina lainnya mati lemas akibat menghirup gas air mata. Mereka kemudian dirawat di tempat kejadian.
Baca Juga:
Presiden Finlandia Siap Akui Palestina, Tunggu Usulan Resmi Pemerintah
Pusat kota Yatta yang terletak di sebelah selatan Hebron juga diserbu tetapi tidak ada konfrontasi yang terjadi dan tidak ada penahanan warga Palestina yang dilaporkan.
Di sisi lain, tentara penjajah Israel juga melaporkan seorang tentara mereka dari Batalyon Pengintaian Gurun terluka parah pada tanggal 3 Agustus 2025 waktu setempat.
Pihaknya mengaitkan cedera itu dengan ‘kecelakaan lalu lintas operasional’ di wilayah sekitar Jalur Gaza.
Mereka juga menyampaikan prajurit itu dievakuasi untuk perawatan medis di rumah sakit.
Baca Juga:
Rumah-Rumah Palestina di Daerah Wadi Ubayyan Tenggara Bethlehem Diserang Penjajah Israel
Media penjajah Israel mengungkapkan 3 tentara penjajah Israel lainnya juga terluka selama insiden yang digambarkan sebagai kecelakaan mobil.
Setidaknya 456 tentara penjajah Israel telah tewas di Jalur Gaza sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023.
Di sisi lain, polisi penjajah Israel dilaporkan bentrok dengan pengunjuk rasa di Tel Aviv.
Rekaman yang diposting oleh media penjajah Israel menunjukkan para pengunjuk rasa dianiaya serta ditangkap oleh polisi di Tel Aviv.
Pemerintahan Benjamin Netanyahu dikabarkan akan menyetujui keputusan untuk memberhentikan Jaksa Agung Gali Baharav-Miara.
Ini disebutkan merupakan sebuah langkah yang akan mengurangi pembatasan hukum ‘bermotif politik’ yang dikenakan padanya.
Para pengunjuk rasa berkumpul di Tel Aviv untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka. (*/Mey)