Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, pada hari Senin malam, tanggal 2 September 2024, waktu Palestina, tentara penjajah Israel pada hari Senin malam, melancarkan serangan udara terhadap sekelompok orang yang membeli roti di depan tempat penampungan pengungsi di Kamp Pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara.
Peristiwa tersebut menewaskan sedikitnya 5 orang dan melukai beberapa lainnya.
Mahmoud Basal, yang merupakan Juru Bicara Pertahanan Sipil Palestina, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 5 orang syahid dan lainnya terluka dalam serangan udara penjajah Israel terhadap sekelompok orang di depan Sekolah Al-Fakhura (yang digunakan sebagai tempat berlindung) di Jabalia.
“Serangan udara penjajah Israel menargetkan tempat penjualan roti di Jabalia dekat sekolah perlindungan,” ujar seorang sumber di lapangan.
Di sisi lain, Inggris menyampaikan akan menangguhkan 30 dari 350 lisensi ekspor senjata ke penjajah Israel, dengan alasan adanya ‘risiko yang jelas’ bahwa lisensi itu dapat digunakan untuk pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional.
David Lammy, yang merupakan Menteri Luar Negeri Inggris, mengatakan kepada parlemen pada hari Senin, tanggal 2 September 2023, bahwa larangan sebagian itu mencakup barang-barang ‘yang dapat digunakan dalam konflik saat ini di Jalur Gaza’ melawan Hamas.
“Tetapi tidak termasuk suku cadang untuk jet tempur F-35,” ucapnya.
Dia menyebutkan keputusan untuk menangguhkan lisensi itu tidak berarti larangan menyeluruh atau embargo senjata sambil menambahkan Inggris terus mendukung hak penjajah Israel untuk membela diri sesuai dengan hukum internasional.
Segera setelah Partai Buruh memenangkan Pemilu pada bulan Juli, Lammy mengatakan dia akan memperbarui tujuan mengenai penjualan senjata ke sekutu Inggris, penjajah Israel, untuk memastikan mereka mematuhi hukum internasional.
Baca Juga:
Tutup Masjid Ibrahimi, Tentara Penjajah Israel Dilaporkan Mencegah Jemaah Muslim Masuk
Sebagai tanggapan, Israel Katz, yang merupakan Menteri Luar Negeri penjajah Israel, menyampaikan dalam sebuah pernyataan bahwa negaranya ‘kecewa dengan serangkaian keputusan’ yang dibuat oleh pemerintah Inggris, termasuk keputusan mengenai ekspor pertahanan. (*/Mey)