11 Personel Medis Dilaporkan Tewas dalam Serangkaian Serangan Udara yang Menargetkan Fasilitas Kesehatan di Lebanon

Ket. Foto: 11 Personel Medis Dikabarkan Tewas di Lebanon Source: (Foto/X/@UNRWA)

Internasional, gemasulawesi – Setidaknya 11 personel tewas dalam serangkaian serangan udara penjajah Israel yang menargetkan fasilitas kesehatan di Desa Taybeh dan Deir Seryan di Distrik Marjeyoun, Lebanon selatan.

Hal tersebut menurut Kantor Berita Nasional Lebanon.

Kantor Berita Nasional Lebanon melaporkan bahwa 10 orang lainnya terluka dalam serangan yang menghantam fasilitas yang dioperasikan oleh Otoritas Kesehatan Islam.

Baca Juga:
Militer Penjajah Israel Klaim Serangan Udara Menewaskan Kepala Infrastruktur Hamas

Dalam insiden yang terpisah, Pertahanan Sipil Lebanon mengabarkan tewasnya salah satu anggotanya dan luka parah pada anggota lainnya selama serangan udara penjajah Israel yang menghantam pinggiran selatan Beirut.

Penjajah Israel telah menggempur Lebanon sejak Senin dini hari dengan serangan udara yang telah menewaskan lebih dari 700 korban dan melukai hampir 2.200 orang, menurut angka yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan Lebanon.

Kementerian tersebut juga menyampaikan jumlah korban tewas di Lebanon sejak bulan Oktober lalu adalah 1.540, di samping lebih dari 77.000 orang yang mengungsi dari wilayah selatan dan timur negara tersebut.

Baca Juga:
Berbicara di PBB, Netanyahu Sebut Penjajah Israel Akan Terus Menyerang Jalur Gaza dan Lebanon

Masyarakat internasional telah memperingatkan terhadap serangan terhadap Lebanon, karena serangan itu meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya konflik Gaza menjadi perang regional.

Di sisi lain, Ketua Parlemen Lebanon, Nabih Berri, menyampaikan bahwa Benjamin Netanyahu berbohong kepada semua orang dan telah menarik persetujuannya terhadap inisiatif gencatan senjata.

Dia menekankan bahwa gencatan senjata 21 hari harus berlaku untuk Lebanon dan Jalur Gaza, seraya menekankan rakyat Jalur Gaza tidak dapat ditinggalkan.

Baca Juga:
1 Orang Tewas, Militer Penjajah Israel Dilaporkan Mengebom Kompleks RS Syuhada Al Aqsa di Jalur Gaza Tengah

Dia mengajukan proposal inisiatif yang mencakup upaya mengurangi eskalasi antara Lebanon dan penjajah Israel serta meluncurkan jalur baru untuk negosiasi.

Usulan Berri menggabungkan usulan Amerika Serikat yang disampaikan oleh utusan AS untuk Lebanon, Amos Hochstein, dan usulan yang sebelumnya disampaikan oleh Prancis.

Ketentuan awalnya mencakup gencatan senjata selama 4 minggu, termasuk dengan penghentian operasi militer antara kedua belah pihak, yang mengarah pada gencatan senajata total, memberikan jaminan mengenai rekonstruksi dan pemulangan para pengungsi.

Baca Juga:
Serbu Kota Qalqilya Tepi Barat, Pasukan Penjajah Israel Dilaporkan Menghancurkan Fasilitas Penyimpanan Makanan

“Tidak ada pihak Lebanon yang mampu menekan Hizbullah. Hizbullah dapat diberi nasihat dan proposal dapat diajukan, tetapi mustahil untuk menekannya,” ujar sumber-sumber yang mengetahui negosiasi gencatan senjata antara penjajah Israel dan Hizbullah. (*/Mey)

Bagikan: