Prabowo Subianto: Menguak Kisah Perjalanan Politik yang Penuh Tantangan dan Ambisi di Indonesia

<p>Ket Foto: Foto Prabowo Subianto (Foto/Instagram/@Prabowo)	</p>
Ket Foto: Foto Prabowo Subianto (Foto/Instagram/@Prabowo)

Nasional, gemasulawesi – Prabowo Subianto memulai babak baru dalam kariernya dalam dunia politik dengan mengajukan diri sebagai calon presiden dari Partai Golkar pada Konvensi Capres Golkar tahun 2004.

Walau berhasil mencapai tahap akhir dalam seleksi tersebut, Prabowo akhirnya menghadapi kekalahan yang harus diterimanya, dengan mayoritas suara memilih Wiranto sebagai calon presiden dari Partai Golkar.

Nyali Prabowo dalam menghadapi kekalahan ini membuktikan keteguhan perjalanan politiknya.

Baca juga: Tinjauan Mendalam terhadap Peran dan Dampak Karir Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan di Pemerintahan Indonesia

Namun, Prabowo bukanlah jenis individu yang mudah menyerah di hadapan cobaan.

Bersama saudaranya, Hashim Djojohadikusumo, serta mendapatkan dukungan dari beberapa tokoh seperti mantan aktivis mahasiswa Fadli Zon dan mantan Deputi V Badan Intelijen Negara Bidang Penggalangan, Muchdi Purwoprandjono, Prabowo memutuskan mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya yang lebih dikenal dengan sebutan Partai Gerindra, yang diresmikan pada tanggal 6 Februari 2008.

Di dalam struktur partai yang baru dibentuk ini, Prabowo menduduki posisi penting sebagai Ketua Dewan Pembina Dewan Pimpinan Pusat (DPP).

Baca juga:Tinjauan Mendalam terhadap Peran dan Dampak Karir Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan di Pemerintahan Indonesia

Partai Gerindra melakukan debutnya dalam pemilihan umum pada tahun 2009 dan berhasil mengumpulkan 4.646.406 suara atau sekitar 4,46 persen dari total suara yang berhasil diperoleh.

Prestasi ini membawa 26 wakil dari Partai Gerindra ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia.

Keberhasilan tersebut sangat mengesankan, terutama mengingat bahwa ini adalah kali pertama Partai Gerindra ikut serta dalam pemilihan umum.

Baca juga:Tinjauan Mendalam terhadap Peran dan Dampak Karir Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan di Pemerintahan Indonesia

Pencapaian Partai Gerindra semakin memukau dalam Pemilihan Umum Legislatif tahun 2014.

Mereka memperoleh 14.760.371 suara atau sekitar 11,81 persen dari total suara yang berhasil dikumpulkan, dengan 73 wakil mereka berhasil menduduki kursi di DPR RI.

Dengan perolehan suara yang mengesankan, Partai Gerindra berhasil meraih posisi sebagai partai ketiga terbesar di Indonesia, setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Golongan Karya.

Baca juga:Puji Prabowo Karena Gandeng Gibran, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia Sebut Politik Juga Merupakan Hak Anak Muda

Keberhasilan Partai Gerindra terus berlanjut dalam Pemilihan Umum Legislatif tahun 2019.

Mereka berhasil mengumpulkan 17.594.839 suara atau sekitar 12,57 persen dari total suara yang berhasil diperoleh, dengan 78 wakil mereka berhasil menduduki kursi di DPR RI.

Kini, Partai Gerindra bahkan telah menjadi partai terbesar kedua di Indonesia, hanya berada di bawah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Baca juga:Tinjauan Mendalam terhadap Peran dan Dampak Karir Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan di Pemerintahan Indonesia

Pada tanggal 9 Mei 2008, Partai Gerindra mengungkapkan niatnya untuk mengusung Prabowo sebagai calon presiden dalam Pemilu 2009.

Namun, setelah serangkaian negosiasi yang ketat, Prabowo akhirnya menyetujui untuk menjadi calon wakil presiden dari Megawati Soekarnoputri.

Dalam pemilihan presiden tahun 2009, hasil perhitungan cepat dari beberapa lembaga survei memprediksi pasangan Megawati-Prabowo kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.

Baca juga:Kisah Hidup yang Mewarnai Prabowo Subianto: Awal Masa Kecil yang Multikultural dan Penuh Tantangan

Hasil perhitungan manual yang diumumkan pada tanggal 25 Juli 2009 oleh KPU juga tidak jauh berbeda dari hasil perhitungan cepat.

Meskipun demikian, Prabowo dan Megawati tidak menghadiri acara penetapan hasil tersebut, meskipun undang-undang mengamanatkan bahwa setiap pasangan calon harus hadir dalam acara tersebut.

Pada Rapat Pimpinan Nasional Partai Gerakan Indonesia Raya tahun 2012, 34 DPD Partai Gerindra mengusulkan Prabowo sebagai calon presiden dalam pemilihan presiden tahun 2014.

Baca juga:Melangkah dalam Dunia Bisnis: Perjalanan Sukses dan Tantangan Finansial Prabowo Subianto, dari Perusahaan Kelapa Sawit hingga Momen Kritis dalam Karir Bisnisnya

Prabowo telah menyatakan kesiapannya untuk mencalonkan diri sebagai presiden jika mendapat dukungan rakyat.

Meskipun beberapa lembaga survei mencatat bahwa elektabilitas Prabowo tertinggi dibandingkan dengan calon-calon presiden lainnya, banyak pengamat politik yang meragukan langkah Prabowo ini karena elektabilitas Partai Gerindra yang sangat rendah.

Pada Pemilihan Umum Legislatif tahun 2014, Partai Gerindra berhasil meraih posisi ketiga dengan mengumpulkan 11,58 persen suara, sementara PDIP memperoleh 19,52 persen dan Golkar 15,22 persen berdasarkan perhitungan cepat oleh Kompas hingga tanggal 9 April 2014.

Baca juga:Tinjauan Mendalam terhadap Peran dan Dampak Karir Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan di Pemerintahan Indonesia

Prabowo Subianto memperkenalkan Enam Program Aksi Transformasi Bangsa dalam kampanyenya.

Jika terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia, Prabowo berkomitmen untuk membangun ekonomi yang kuat, berdaulat, adil dan makmur.

Selain itu, ia berfokus pada pelaksanaan ekonomi kerakyatan, membangun kedaulatan pangan dan energi, serta pengelolaan sumber daya air yang lebih baik.

Baca juga: Tinjauan Mendalam terhadap Peran dan Dampak Karir Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan di Pemerintahan Indonesia

Program-programnya juga mencakup peningkatan kualitas pembangunan manusia Indonesia melalui program pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya.

Prabowo juga menekankan pentingnya infrastruktur yang lebih baik dan pelestarian alam serta lingkungan hidup.

Selain itu, ia bertujuan membangun pemerintahan yang bersih dari korupsi, kuat, tegas dan efektif.

Baca juga: Tinjauan Mendalam terhadap Peran dan Dampak Karir Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan di Pemerintahan Indonesia

Dalam Pemilihan Umum Presiden 2019, Prabowo maju sebagai calon presiden bersama Sandiaga Uno, dengan dukungan dari koalisi Indonesia Adil Makmur yang terdiri dari 5 partai politik, yaitu Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, Partai Demokrat dan Partai Beringin Karya.

Meskipun pasangan Prabowo-Sandiaga memperoleh dukungan sekitar 68 juta suara, jumlah tersebut ternyata tidak cukup untuk mengalahkan pasangan Jokowi-Ma’aruf Amin.

Namun, setelah hasil pemilu diumumkan, Jokowi mengundang Prabowo dan Sandiaga untuk bergabung dalam Kabinet Indonesia Maju.

Baca juga: Tinjauan Mendalam terhadap Peran dan Dampak Karir Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan di Pemerintahan Indonesia

Pada tanggal 23 Oktober 2019, Prabowo Subianto dilantik sebagai Menteri Pertahanan Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.

Pada Rapat Pimpinan Nasional Partai Gerakan Indonesia Raya tahun 2022, 34 DPD Partai Gerindra mengusulkan Prabowo sebagai calon presiden dalam pemilihan presiden tahun 2024.

Prabowo akhirnya menerima pencalonan dirinya pada malam hari tanggal 12 Agustus 2022.

Baca juga:Kisah Hidup yang Mewarnai Prabowo Subianto: Awal Masa Kecil yang Multikultural dan Penuh Tantangan

Ini adalah ketiga kalinya Prabowo mencalonkan diri sebagai presiden dan keempat kalinya ia mencalonkan diri sebagai Presiden atau Wakil Presiden.

Pada tanggal 13 Agustus 2022, Prabowo menandatangani kontrak koalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa.

Dalam pidatonya, Prabowo menyatakan keinginannya untuk meneruskan keberhasilan Presiden Joko Widodo dan mengadopsi politik persatuan yang dikenal dengan semangat Jokowi.

Baca juga:Perjalanan Luar Biasa Prabowo Subianto: Dari Karir Militer Cemerlang Hingga Kiprah Politik dan Bisnis yang Membanggakan

Ia berkomitmen untuk membangun kerja sama yang kuat demi kemajuan bangsa Indonesia.

Prabowo Subianto telah membuktikan keteguhan dan komitmen yang luar biasa dalam perjalanan politiknya.

Dari kekalahan dalam Konvensi Capres Golkar hingga posisi pentingnya sebagai Menteri Pertahanan dan tekadnya untuk kembali mencalonkan diri sebagai Presiden, Prabowo Subianto terus mengukir sejarah politik yang menarik dan penuh tantangan di Indonesia.

Baca juga:Tinjauan Mendalam terhadap Peran dan Dampak Karir Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan di Pemerintahan Indonesia

Ia telah membuktikan bahwa dalam dunia politik, ketekunan dan komitmen yang kuat dapat membawa perubahan serta meraih posisi penting dalam pemerintahan. (*/Riski Endah Setyawati)

Editor: Muhammad Azmi Mursalim

Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di: Google News

...

Artikel Terkait

wave

Prabowo dan Gibran Janjikan Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Visi Misi yang Diusungnya, Netizen Kritik Kurang Jelas

Terkait visi dan misi pemeriksaan kesehatan gratis yang dijanjikan Prabowo-Gibran, netizen mengkritik kurangnya penjelasan tentang program

Belum Terima Balasan dari KPK untuk Supervisi Kasus Firli, Polisi Pastikan Tidak Ganggu Penyelidikan

Meski belum menerima balasan terkait ajakan supervisi kepada KPK, Polda Metro Jaya pastikan tidak mengganggu proses penyelidikan Firli Bahuri

Melangkah dalam Dunia Bisnis: Perjalanan Sukses dan Tantangan Finansial Prabowo Subianto, dari Perusahaan Kelapa Sawit hingga Momen Kritis dalam Karir Bisnisnya

Berikut merupakan karir dari Prabowo Subianto di dunia bisnis, Probowo ini memiliki bermacam-macam perusahan dari dalam dan luar negeri.

Tinjauan Mendalam terhadap Peran dan Dampak Karir Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan di Pemerintahan Indonesia

Berikut merupakan karir dari Prabowo Subianto ketika menjabat menjadi Menteri Pertahan di Pemerintahan Indonesia.

Puji Prabowo Karena Gandeng Gibran, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia Sebut Politik Juga Merupakan Hak Anak Muda

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menyatakan jika setiap anak muda memiliki hak dalam politik dan memuji Prabowo karenanya

Berita Terkini

wave

Yana Mulyana Bebas Bersyarat Setelah Vonis Kasus Korupsi Pengadaan CCTV Bandung

Mantan Wali Kota Bandung Yana Mulyana menjalani bebas bersyarat usai divonis penjara kasus korupsi proyek CCTV Bandung Smart City.

Polres Pasaman Tangkap 15 Pelaku Tambang Emas Ilegal di Batang Air Sibinail

Satreskrim Polres Pasaman amankan 15 pelaku tambang emas ilegal beserta mesin dompeng di Kecamatan Rao.

Pemerintah Pusat Perbaiki dan Bangun Ulang Gedung Pemkab dan DPRD Kediri Pascakerusuhan

Kementerian PUPR membangun ulang gedung DPRD dan memperbaiki kantor Pemkab Kediri usai kerusuhan yang terjadi Agustus 2025.

Pemerintah Genjot Distribusi Beras SPHP Lewat Ritel Modern Demi Percepat Akses Masyarakat

Distribusi 800 ribu ton beras SPHP diperluas ke ritel modern untuk menjaga ketersediaan dan harga pangan tetap stabil.

Pemerintah Banten Pastikan Program Sekolah Gratis dan MBG Berjalan Baik di Serang

Gubernur Banten tinjau pelaksanaan sekolah gratis dan MBG di Serang, pastikan distribusi bantuan lancar dan tepat sasaran.


See All
; ;