Mengamati Geomarin III, Kapal Riset Penggali Data Geologi Laut Nusantara Milik Kementerian ESDM

Ket. Foto: Geomarin III, Kapal Riset Penggali Data Geologi Laut Nusantara
Ket. Foto: Geomarin III, Kapal Riset Penggali Data Geologi Laut Nusantara Source: (Foto/ANTARA/Fathnur Rohman)

Nasional, gemasulawesi – Matahari siang pada tanggal 11 Desember 2024 memayungi Pelabuhan Cirebon, Provinsi Jawa Barat, dengan sengatan yang tajam.

Udara panas berpendar di antara kapal-kapal yang bersandar tetapi ada satu yang paling mencuri perhatian, yaitu hadirnya Geomarin III.

Geomarin III adalah kapal survei milik Kementerian ESDM atau Energi dan Sumber Daya Mineral. Kapal tersebut bukan sekadar raksasa besi yang mengapung melainkan laboratorium berjalan yang telah bertahun-tahun menjelajahi samudera Nusantara untuk menyingkap misteri yang tersembunyi di kedalaman.

Di dalam anjungan kapal itu berdiiri seorang pria yang lebih akrab dengan laut dibandingkan dengan daratan.

Baca Juga:
Pelantikan Kepala Daerah Terpilih Batal Dilakukan Pada 6 Februari 2025, Begini Penjelasan Mendagri Tito Karnavian

Nama pria tersebut adalah Ateng, nakhoda yang telah mengabdikan dirinya lebih dari 1 dekade untuk menjelajahi perairan Indonesia demi misi ilmiah dan juga kepentingan bangsa.

Untuknya, laut bukan merupakan tempat bekerja tetapi bagian dari kehidupannya. Sejak tahun 2015, dia telah mengendalikan kemudi Geomarin III dan membawa kapal tersebut berlayar menembus badai dan menjelajahi perairan Indonesia.

Dikutip dari Antara, Ateng tidak asing dengan kehidupan di laut. Diketahui sebelum dia menjadi nakhoda Geomarin III, dia lebih dahulu bertugas di Geomarin I, kapal generasi pertama yang kini telah pensiun.

Berlayar untuk Ateng bukan hanya mengenai mengemudikan kapal melainkan harus dapat memahami bahasa laut, menerka angin, membaca gelombang, dan merasakan arus yang tak kasat mata.

Baca Juga:
Soal Adanya SHM di Laut Subang, Menteri ATR/BPN Nusron Wahid: Kami Belum Check and Recheck Sampai Sana

Tetapi laut tak selalu ramah. Salah satu peristiwa yang paling membekas dalam ingatannya terjadi di tahun 2018 ketika dia dan awak kapalnya berada di Samudera Hindia untuk memasang buoy pendeteksi tsunami di dekat Kepulauan Andaman.

Dia bercerita ketika itu cuaca tampak cerah tetapi seperti kebiasaan laut yang penuh kejutan, badai besar datang tanpa peringatan.

Langit tiba-tiba menggelap, ombak setinggi 8 meter menghantam kapal seperti dinding raksasa.

Dalam situasi seperti itu, kepanikan dapat menjadi musuh yang paling besar. Ateng tahu bahwa melawan badai merupakan kesia-siaan.

Baca Juga:
Susi Pudjiastuti Tanggapi Prabowo yang Sebut Ciri Negara Gagal Bisa Dilihat dari Polisi dan Tentara: Betul Pak Presiden

Maka, dia memilih untuk menunggangi gelombang dan menjaga kemudi tetap stabil hingga akhirnya badai mereda.

“Selama 2 hari, kami terombang-ambing di laut,” ungkapnya.

Dia menambahkan mesin kapal tetap menyala dan dia tetap di posisi kemudi.

“Kami semua pasrah tetapi tangan saya tidak boleh lepas dari kendali,” katanya.

Baca Juga:
Menkeu Sri Mulyani Kaget Harga Elpiji 3 Kg Rp 20 Ribu, Mardigu Wowiek: Selama ini Tinggal di Mana Bu?

Laut pada akhirnya mereda dan Geomarin III selamat dari amukan alam. Kejadian tersebut menjadi bukti jika nakhoda harus memahami navifasi dan perlu mempunyai mental baja di hadapan alam yang tidak dapat diprediksi.

Oleh Fathnur Rohman (Antara)

...

Artikel Terkait

wave

Pelantikan Kepala Daerah Terpilih Batal Dilakukan Pada 6 Februari 2025, Begini Penjelasan Mendagri Tito Karnavian

Begini penjelasan dari Mendagri RI, Tito Karnavian mengenai batalnya pelantikan kepala daerah yang awalnya dijadwalkan pada 6 Februari 2025

Soal Adanya SHM di Laut Subang, Menteri ATR/BPN Nusron Wahid: Kami Belum Check and Recheck Sampai Sana

Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid memberikan tanggapannya mengenai adanya penemuan sertifikat hak milik di area laut Subang

Susi Pudjiastuti Tanggapi Prabowo yang Sebut Ciri Negara Gagal Bisa Dilihat dari Polisi dan Tentara: Betul Pak Presiden

Susi Pudjiastuti turut memberikan komentari pernyataan Presiden Prabowo yang sebut ciri negara gagal bisa dilihat dari polisi dan tentara

Menkeu Sri Mulyani Kaget Harga Elpiji 3 Kg Rp 20 Ribu, Mardigu Wowiek: Selama ini Tinggal di Mana Bu?

Pengusaha Mardigu Wowiek baru-baru ini menyoroti Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani yang kaget dengan harga elpiji 3 kg di masyarakat

Dibuat di Italia, Begini Spesifikasi Dua Kapal Baru TNI AL KRI Brawijaya-320 dan KRI Prabu Siliwangi-321

TNI Angkatan Laut memperkenalkan dua kapal perang barunya yang diproduksi oleh Italia, begini spesifikasi dari dua kapal tersebut

Berita Terkini

wave

Nama Wagub Sulteng Terseret Dugaan Kasus Makelar Proyek RSUD Undata Palu, Renny Lamadjido: Saya Tegaskan Itu Tidak Benar

Wagub Sulteng Reny A Lamadjido bantah terlibat dalam kasus dugaan makelar proyek di RSUD Undata Palu yang melibatkan Indrawarti.

Menghadirkan Komedi yang Lebih Meledak dari Film Pertamanya, Inilah Sinopsis Film Agak Laen: Menyala Pantiku

Film Agak Laen akan mendapat bagian kedua berjudul Agak Laen: Menyala Pantiku, yang diklaim akan lebih kocak dari film pertamanya

Akun FB Anonim Ungkap Kuasa Staff Mengatur Proyek di RSUD Undata Palu, Indrawati: Itu Fitnah

Nama Indrawati diungkap akun FB anonim sebagai pengatur proyek di RSUD Undata, disebut sebagai penentu rekanan sekaligus pengumpul fee.

KLH Tegas Tangani Kasus Impor Limbah B3 PT Esun, Pastikan Penegakan Hukum dan Perlindungan Lingkungan

KLH tindak impor limbah B3 ilegal PT Esun di Batam, tekankan bahaya kesehatan, lingkungan, dan komitmen Konvensi Basel.

Forensik Ungkap Luka di Tubuh AR (8) yang Ditemukan Tewas di Kamar Kos Jakarta Utara

Polisi dan RS Polri ungkap hasil forensik kematian AR (8) di kos Penjaringan, dengan luka serius dan investigasi lanjutan.


See All
; ;