PDIP Ikut Bahas RUU TNI, Puan Maharani Sebut Kehadiran PDI Perjuangan Justru untuk Meluruskan yang Tidak Sesuai

Potret Ketua DPR RI Puan Maharani ketika memberikan keterangan kepada awak media
Potret Ketua DPR RI Puan Maharani ketika memberikan keterangan kepada awak media Source: (Foto/HO-ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi)

Nasional, gemasulawesi - Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Puan Maharani, memberikan tanggapan terkait serangan opini di media sosial yang menuding PDIP sebagai pihak yang menginisiasi pembahasan Rancangan Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (RUU TNI).

Isu ini mencuat setelah banyak pihak menilai bahwa beberapa pasal dalam RUU tersebut bermasalah dan berpotensi mengancam tatanan negara.

Sorotan terhadap PDIP semakin menguat karena pembahasan RUU TNI dilakukan oleh Komisi I DPR RI, yang diketuai oleh Utut Adianto, seorang kader PDIP.

Kondisi ini menimbulkan spekulasi bahwa partai tersebut memiliki peran besar dalam mengawal revisi UU TNI, yang menuai kontroversi di tengah masyarakat.

Baca Juga:
RUU TNI Bahas Perluasan Jabatan Sipil bagi TNI, Mensesneg Prasetyo Hadi: Bagian dari Perkembangan Zaman

Kritikan tajam pun bermunculan di media sosial, dengan banyak yang mempertanyakan motif PDIP dalam pembahasan RUU ini dan dampaknya terhadap sistem ketatanegaraan Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Puan menegaskan bahwa keterlibatan PDIP dalam pembahasan RUU TNI bertujuan untuk memastikan bahwa revisi tersebut dilakukan dengan sebaik-baiknya.

Menurutnya, partainya justru ingin memastikan bahwa isi dalam RUU tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan aspirasi masyarakat luas.

"Kehadiran PDIP justru untuk meluruskan jika kemudian ada hal-hal yang tidak sesuai dengan apa yang kami anggap tidak sesuai," jelas Puan di Jakarta, Senin 17 Maret 2025.

Baca Juga:
Pemerintah Belum Pastikan Jadwal Seleksi CPNS 2025, Menpan RB Akui Masih Fokus Tuntaskan Pengangkatan 2024

Dengan adanya klarifikasi ini, Puan berharap publik dapat memahami bahwa PDIP tidak memiliki niat untuk mendorong pasal-pasal yang dapat merugikan kepentingan negara maupun masyarakat sipil.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad juga turut mengambil langkah untuk meredam polemik mengenai isi RUU TNI.

Dalam upaya memberikan transparansi kepada masyarakat, Dasco membagikan draf resmi RUU kepada wartawan guna memastikan bahwa tidak ada pasal-pasal problematik seperti yang beredar di media sosial.

Sufmi Dasco menegaskan bahwa banyak informasi yang tersebar di media sosial tidak akurat dan bahkan melenceng dari draf yang sebenarnya sedang dibahas di Komisi I DPR RI.

Baca Juga:
Bantah Dasco yang Sebut Draf RUU TNI di Medsos Tak Sesuai Aslinya, Fedi Nuril: Gue Dapat dari Website DPR

Ia juga mengajak masyarakat untuk lebih kritis dalam menyaring informasi sebelum menyimpulkan sesuatu yang belum tentu benar. (*/Risco)

...

Artikel Terkait

wave

RUU TNI Bahas Perluasan Jabatan Sipil bagi TNI, Mensesneg Prasetyo Hadi: Bagian dari Perkembangan Zaman

Mensesneg Prasetyo Hadi menilai bahwa perluasan peran TNI di jabatan sipil merupakan penyesuaian perkembangan zaman

Pemerintah Belum Pastikan Jadwal Seleksi CPNS 2025, Menpan RB Akui Masih Fokus Tuntaskan Pengangkatan 2024

Menteri PANRB, Rini Widyantini menyebut pemerintah belum memastikan jadwal pendaftaran seleksi CPNS di tahun 2025 ini

Bantah Dasco yang Sebut Draf RUU TNI di Medsos Tak Sesuai Aslinya, Fedi Nuril: Gue Dapat dari Website DPR

Aktor Fedi Nuril bantah pernyataan Sufmi Dasco yang sebut draf RUU TNI di media sosial tak sesuai dengan yang dibahas DPR

Publik Khawatir dengan Munculnya Dwifungsi ABRI dalam RUU TNI, Utut Adianto Membantah: Justru ini Melimitasi

Ketua Komisi I DPR RI Utut Adianto membantah bahwa RUU TNI sebagai upaya mengembalikan dwifungsi ABRI, begini penjelasan dari Utut

Komentari Isu Ijazah Palsu Jokowi, Dokter Tifa Serukan Publik untuk Bertanya Langsung kepada Rektor UGM

Dokter Tifa menilai perlunya meminta keteragan kepada rektor UGM terkait dengan ijazah palsu Jokowi yang dibicarakan di medsos

Berita Terkini

wave

Inilah Sinopsis Film Tukar Takdir: Mengulik Kisah Korban yang Selamat dari Kecelakaan Pesawat

Tukar Takdir adalah film tentang kecelakaan pesawat, tapi yang unik adalah film ini berfokus pada apa yang terjadi setelahnya

Pemerintah Genjot Program Prioritas untuk Ciptakan Jutaan Lapangan Kerja Baru

Pemerintah mempercepat program prioritas nasional, mulai dari koperasi desa, kampung nelayan, hingga revitalisasi tambak.

Prabowo Perluas Program Sekolah Rakyat untuk Kelompok Ekonomi Lebih Luas

Presiden Prabowo merencanakan pembangunan 500 Sekolah Rakyat, memperluas sasaran dari desil 1-2 hingga 5 demi pemerataan pendidikan.

PA Jakarta Barat Batalkan Perkawinan WNI dengan WNA Arab Saudi

Pengadilan Agama Jakarta Barat mengabulkan gugatan JPN, lindungi WNI korban KDRT, dan pastikan perkawinan dibatalkan secara sah.

KPK Telusuri Dugaan Korupsi Kuota Haji, Nama Khalid Basalamah Disorot

KPK menyelidiki dugaan korupsi kuota haji 2023–2024, menyoroti peran Khalid Basalamah serta kejanggalan pembagian kuota tambahan.


See All
; ;