Nasional, gemasulawesi - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan setelah munculnya laporan bahwa sebagian siswa menerima menu berupa bahan mentah dan makanan ringan sebagai bagian dari program tersebut.
Temuan ini ramai dibicarakan di media sosial, terutama setelah beredar foto-foto yang memperlihatkan berbagai bahan makanan mentah seperti beras, telur puyuh, ikan asin, serta makanan ultra-proses seperti biskuit, wafer, minuman sereal, dan susu UHT.
Beberapa buah-buahan seperti jeruk, pisang, dan salak juga tampak termasuk dalam daftar menu yang disebut berasal dari program MBG, khususnya di wilayah Tangerang Selatan, Banten.
Kondisi ini memunculkan pertanyaan dan kritik dari masyarakat terkait ketepatan sasaran serta kualitas gizi dari makanan yang disalurkan dalam program nasional tersebut.
Polemik semakin mencuat karena MBG sebelumnya diposisikan sebagai program unggulan yang bertujuan memberikan asupan bergizi yang layak dan seimbang bagi siswa, bukan sekadar makanan ringan atau bahan mentah yang harus diolah sendiri.
Menanggapi situasi ini, Kepala MBG dari Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyampaikan klarifikasi resmi pada Selasa malam, 25 Mei 2025. Ia dengan tegas membantah bahwa ada kebijakan penyaluran bahan mentah sebagai bagian dari program perbaikan gizi tersebut.
"Tidak pernah ada kebijakan menyalurkan bahan baku," tegas Dadan dalam keterangannya.
Lebih lanjut, Dadan menjelaskan bahwa temuan di Tangerang Selatan tersebut merupakan kasus yang terjadi secara terbatas dan tidak mewakili pelaksanaan MBG secara umum.
Ia menyebut kejadian itu hanya berlangsung di satu dari total 1.885 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menjalankan program MBG di seluruh Indonesia.
Dadan juga menegaskan bahwa tidak sepatutnya satu kasus tersebut digeneralisasi sebagai bentuk pelaksanaan MBG secara keseluruhan.
Ia meminta masyarakat untuk tetap objektif dan tidak menyamaratakan kualitas layanan seluruh SPPG hanya karena ulah satu oknum yang mengambil inisiatif sendiri di luar kebijakan yang telah ditetapkan.
Meskipun demikian, Dadan menekankan pentingnya pengawasan lebih lanjut agar kejadian serupa tidak terulang.
Ia juga berharap semua pelaksana di lapangan dapat mengikuti pedoman pelaksanaan MBG yang telah dirancang berdasarkan prinsip pemenuhan gizi yang baik, dengan mempertimbangkan kecukupan kalori, vitamin, dan mineral yang sesuai untuk anak-anak usia sekolah. (Antara)