Nasional, gemasulawesi - Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyampaikan bahwa operasional di Pelabuhan Baai, Bengkulu, kini mulai kembali berjalan normal secara bertahap.
Pemulihan ini didukung oleh penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk pelayaran dengan alur terbatas, serta sejumlah langkah percepatan dalam proses normalisasi alur pelayaran di kawasan tersebut.
Sejumlah kapal juga telah kembali melintas di jalur pelayaran, menjadi indikasi bahwa aktivitas pelabuhan mulai pulih seperti sediakala.
“Kami berupaya secepat mungkin menormalkan kembali pelayaran di wilayah Pelabuhan Baai, Bengkulu, karena ini menyangkut kebutuhan masyarakat dan aktivitas bisnis di daerah tersebut. Terutama juga agar konektivitas dengan Pulau Enggano tetap terjaga. Berbagai langkah percepatan sudah kami lakukan,” ungkap Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi.
Salah satu langkah yang tengah dilakukan untuk mendukung pemulihan aktivitas pelayaran di Pelabuhan Pulau Baai adalah pelaksanaan survei hidrografi guna memastikan kedalaman alur aman dilalui kapal.
Survei ini bertujuan untuk menjamin keselamatan navigasi kapal-kapal yang keluar masuk pelabuhan, terutama setelah pelayaran mulai kembali berjalan secara bertahap.
Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui kerja sama antara KSOP Kelas III Pulau Baai, Distrik Navigasi Teluk Bayur, PT Pelindo Regional 2 Bengkulu, dan PT Rukindo.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya mitigasi risiko keselamatan pelayaran, mengingat sudah ada sejumlah kapal yang kembali beraktivitas di jalur pelayaran tersebut.
Baca Juga:
Pembaruan Besar PS5 Pro Diperkirakan Akan Hadir pada Mei 2026 Mendatang, Tepat Waktu untuk GTA 6
"Sejak jalur pelayaran kami buka kembali, sudah ada 39 aktivitas kapal keluar masuk Pelabuhan Baai, termasuk 12 dari 17 kapal yang sempat tertahan kini telah berhasil berlayar," kata Menteri Perhubungan Dudy.
Menteri Perhubungan menyatakan bahwa prioritas arus pelayaran ke depan akan difokuskan untuk mendukung kebutuhan logistik menuju Pulau Enggano.
Pengiriman barang akan mencakup komoditas penting seperti sembako, hasil tangkapan ikan, serta bahan bakar minyak (BBM), guna mencukupi kebutuhan warga sekaligus mendorong pemulihan ekonomi masyarakat di wilayah tersebut.
Di sisi lain, kegiatan pengerukan di wilayah perairan pelabuhan terus berlangsung untuk mendukung kelancaran operasional pelayaran.
Langkah ini sangat krusial mengingat pendangkalan akibat tumpukan sedimen yang terjadi, sehingga diperlukan agar kapal-kapal berukuran besar bisa kembali melintas dengan aman dan efisien.
Walaupun proses pengerukan masih berlangsung, jalur pelayaran dengan pengaturan terbatas tetap difungsikan agar kapal-kapal tetap dapat berlayar masuk dan keluar pelabuhan. Layanan kapal pandu pun direncanakan terus berjalan selama beberapa bulan ke depan.
“Kami akan terus melaksanakan pemanduan kapal dengan pengawasan yang ketat serta koordinasi antarinstansi,” ujar Menteri Perhubungan.
Ia juga mengingatkan para nakhoda dan pelaku usaha di bidang pelayaran agar mengikuti arahan dari petugas pandu dan tetap mengedepankan aspek keselamatan pelayaran selama pengerukan masih berjalan. (*/Zahra)