Nasional, gemasulawesi - Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menyampaikan permohonan maaf atas kejadian yang melibatkan pengemudi ojek online.
Peristiwa tersebut terjadi di Jakarta Selatan, ketika sebuah kendaraan taktis milik Brimob melindas pengendara ojol.
Insiden ini menuai perhatian publik, dan Kapolri secara langsung menyatakan penyesalannya atas kejadian tersebut.
“Saya sangat menyayangkan kejadian ini. Kami menyampaikan permintaan maaf sedalam-dalamnya kepada korban, keluarganya, dan seluruh komunitas ojek online,” ujar Kapolri saat memberikan keterangan kepada media di Jakarta.
Baca Juga:
Bulog Tegaskan Penyaluran Beras Impor Ikuti Prinsip FIFO, DPR Minta Stok Lama Didahulukan
Kapolri menyebut pihaknya saat ini masih berupaya melacak keberadaan pengemudi ojek online yang terlibat dalam insiden tersebut.
“Saat ini, saya sudah meminta Kapolda Metro Jaya, Kadiv Propam, dan tim dari Pusdokkes Polri untuk menelusuri keberadaan korban,” ucapnya.
Ia juga menegaskan telah memberikan instruksi kepada Divisi Propam Polri agar turun tangan menangani kasus ini.
Langkah tersebut diambil guna memastikan proses penanganan berjalan secara menyeluruh dan sesuai aturan.
Baca Juga:
Inilah Sinopsis Film Lebih dari Selamanya: Kisah Romantis yang Mempertanyakan tentang Cinta Sejati
Untuk diketahui, peristiwa ini mulai ramai diperbincangkan setelah video yang memperlihatkan seorang pengemudi ojol ditabrak kendaraan taktis Brimob beredar di media sosial X.
Cuplikan tersebut langsung menyebar luas dan mengundang berbagai reaksi dari warganet.
Setelah melindas pengemudi ojol, kendaraan taktis itu terus melaju kencang tanpa berhenti di lokasi kejadian.
Tindakan tersebut memicu kemarahan warga dan para pengguna jalan yang berada di sekitar tempat kejadian.
Baca Juga:
Angga Raka Prabowo: Pemerintah Dorong Platform Medsos Perangi Hoaks AI untuk Lindungi Demokrasi
Beberapa di antaranya langsung mengejar kendaraan itu hingga ke Jalan Layang Non-Tol Casablanca.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Asep Edi Suheri mengimbau seluruh petugas keamanan yang bertugas mengawal aksi demonstrasi pada hari Kamis.
Ia menegaskan agar para aparat tidak menggunakan cara-cara yang bersifat agresif selama pengamanan berlangsung.
Instruksi ini diberikan untuk menjaga situasi tetap kondusif dan menghindari potensi bentrokan.
Baca Juga:
Distribusi BBM Pertamina di Papua Tengah Aman Pasca Longsor
“Tindakan tegas hanya diterapkan oleh tim Reskrim terhadap kelompok yang bertindak anarkis. Penggunaan gas air mata pun hanya dapat dilakukan jika mendapat persetujuan langsung dari Kapolda,” jelas Asep.
Dia menyampaikan bahwa Polda Metro Jaya mengerahkan lebih dari 4.500 personel gabungan untuk mengamankan aksi demonstrasi yang digelar oleh para buruh di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat.
Selain itu, dia menekankan agar seluruh anggota mengutamakan sikap yang humanis dan terkontrol selama bertugas.
Mereka juga diingatkan untuk tidak bertindak sendiri, selalu solid, dan terus berkomunikasi dengan komandan di lapangan. (*/Zahra)