Nasional, gemasulawesi - Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustopa, menyoroti insiden ambruknya pondok pesantren di Sidoarjo, Jawa Timur.
Ia meminta pemerintah memastikan seluruh proses evakuasi korban dilakukan dengan maksimal dan benar-benar tuntas tanpa ada yang tertinggal.
“Pastikan semuanya telah dievakuasi, tidak ada yang tertinggal, baik korban yang selamat maupun yang meninggal dunia,” tutur Saan pada sabtu ketika ditemui di Jakarta.
Ia menekankan pentingnya memastikan proses evakuasi dilakukan dengan sangat teliti dan menyeluruh.
Baca Juga:
Pemeriksaan Dapur MBG di Pulau Kelapa Pastikan Kesehatan dan Higienitas Menu Anak
Menurutnya, petugas harus memastikan tidak ada korban yang masih tertinggal, terutama di bawah puing-puing bangunan pondok pesantren yang runtuh.
Saan menyampaikan bahwa peristiwa runtuhnya pondok pesantren di Sidoarjo merupakan duka yang dirasakan bersama, karena menyangkut masa depan generasi muda.
Menanggapi rencana Menteri Pekerjaan Umum untuk membangun kembali ponpes tersebut, ia menegaskan bahwa langkah itu perlu dibahas terlebih dahulu, setidaknya di tingkat kementerian, mengingat dana yang digunakan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Selain koordinasi antar-kementerian, Saan juga menekankan pentingnya melibatkan DPR, khususnya Komisi V yang menangani bidang infrastruktur dan transportasi, agar kendala serupa dapat dihindari di waktu yang akan datang.
Baca Juga:
Kemendag Panggil Gold’s Gym: Tuntut Penjelasan atas Penutupan Gerai dan Kompensasi Konsumen
“Tujuannya tentu baik, ingin membantu. Tapi kalau tidak dibicarakan dengan matang dan akhirnya menimbulkan polemik, yang dirugikan justru pihak pesantren,” ujarnya.
Ia menambahkan, niat baik dari Menteri Pekerjaan Umum harus dijalankan dengan cara yang tepat agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Meski persoalan telah diselesaikan secara kekeluargaan, Saan menilai insiden ini tetap harus menjadi pembelajaran penting bagi semua pihak.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menginformasikan bahwa tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri telah berhasil mengenali 50 jenazah korban runtuhnya bangunan Pesantren Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Baca Juga:
Empat RT di Jakarta Selatan Terendam Banjir Akibat Hujan Deras dan Luapan Kali Krukut
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan di Jakarta pada Sabtu bahwa proses identifikasi dilakukan secara bertahap sejak dimulainya evakuasi korban pada awal pekan lalu.
“Hingga Jumat, 10 Oktober, sebanyak 50 jenazah sudah berhasil teridentifikasi,” ujarnya.
Meski demikian, ia menuturkan bahwa tim DVI masih melanjutkan proses identifikasi terhadap 11 jenazah lainnya, termasuk lima bagian tubuh korban yang ditemukan secara bertahap oleh tim SAR gabungan di lokasi kejadian. (ANTARA)