Ketegangan Geopolitik Rusia dan Ukraina Berdampak Pada Kinerja Perekonomian Sulut

waktu baca 3 menit
Ket Foto: Ilustrasi pertumbuhan perekonomian Sulawesi Utara (Foto/Pixabay)

, gemasulawesi – Kepala Bank Indonesia (BI) wilayah (Sulut) Andry Prasmuko mengatakan, ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina berdampak pada kinerja perekonomian Sulut.

Andry Prasmoko melanjutkan, kinerja perekonomian Sulut yang diakibatkan oleh ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina ini dari sisi eksternalnya, sehingga ia pun mengimbau Pemerintah Provinsi (Pemprov) selalu menjaga permintaan masyarakat agar tetap stabil.

“Dapat menopang kinerja perekonomian . Disamping peluang pemulihan sektor pariwisata yang sedang dilakukan melalui penyelenggaran event dan pembukaan pelayanan penerbangan internasional, optimalisasi belanja pemerintah, serta percepatan adaptasi digital,” terang Andry.

Baca: Kemenkumham Sulut Berikan Santunan Pada Pegawainya Terdampak Banjir

Kendati begitu, pertumbuhan di tetap kuat di tahun 2023.

“Ke depannya, perekonomian di 2023 diprakirakan tetap menguat, hal ini didukung oleh perbaikan konsumsi rumah tangga,” katanya.

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Sulawesi Uutara pada triwulan IV 2022 tumbuh 5,204 year on year/.

Namun demikian, pertumbuhan itu lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 6,624 , akan tetapi pencapaian itu lebih tinggi dari terget nasional sebesar 5,014 .

Baca: Beberapa PNS Lingkup Polda Sulut Diminta Sumpahnya

Kinerja perekonomian ini, berlanjutnya perbaikan permintaan domestik didukung peningkatan mobilitas masyarakat besar keagamaan nasional seperti Natal dan tahun baru menjadi penyangga.

Kemudian dari sisi permintaan, kinerja perekonomian di triwulan IV 2022 disokong dengan menguatnya kinerja komponen konsumsi RT serta investasi, di tengah-tengah kontraksi ekspor juga konsumsi pemerintah.

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 7,66 % , selanjutnya disokong oleh meningkatnya permintaan masyarakat di hari besar keagamaan nasional yaitu Natal serta tahun baru.

Baca: Masyarakat Sulut Diminta Gunakan BBM Berkualitas

Lalu pembentukan modal tetap bruto (MTB) atau investasi tumbuh 5,28 % seiring meningkatnya realisasi penanaman modal dalam negeri sebesar 478,34 % , di tengah berlangsungnya kontraksi penanaman modal asing.

Sementara ekspor terkontraksi di 9,26 % disebabkan turunnya ekspor luar negeri sebesar 23,30 % khususnya ekspor lemak serta minyak hewan nabati juga penurunan kinerja Impor yang terkontraksi 8,07 % .

Sedangkan, rendahnya realisasi belanja modal sebagai menyebabkan terjadinya kontraksi di konsumsi pemerintah sebesar 0,03 % .

Baca: Jelang Nataru, BI Sulut Siapkan Dana Tunai Rp 2,3 Triliun

Pertumbuhan yang tetap kuat tercermin dari kinerja lapangan usaha sektor pertanian, perdagangan, serta konstruksi, di tengah berlangsungnya perlambatan industri pengolahan juga transportasi.

Sektor pertanian, perikanan, serta kehutanan tumbuh 6,35 % , disokong dengan kenaikan volume ekspor perikanan serta kenaikan produksi padi.

Selanjutnya perdagangan besar serta eceran tumbuh 10,77 % , disokong kenaikan permintaan masyarakat di hari besar keagamaan nasional seperti Natal juga tahun baru.

Baca: PLN Sulutenggo Paparkan Investasi Jaringan Listrik di Sulawesi Tengah

Kemudian konstruksi tumbuh 8,41 % seiring naiknya realisasi penanaman modal dalam negeri.

Adapula lapangan usaha yang pertumbuhannya melambat yaitu industri pengolahan hanya tumbuh 7,71 % , dikarenakan rendahnya kinerja industri pengelolaan minyak nabati.

Diakhir sektor transportasi serta pergudangan yang pertumbuhannya 0,05 % , dikarenakan rendahnya kinerja angkutan udara. (*/NRL)

Editor: Muhammad Azmi Mursalim

Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.