Model Digitalisasi Bertransformasi di Bidang Pendidikan 100 Pimpinan Sekolah

waktu baca 2 menit
Sumber: Instagram.com/@Teknologi_id

, gemasulawesi – Acara “Scale Up With Google For Education” yang digelar eksklusif oleh Google For Education yang ditujukan pada dunia terutama untuk 100 sekolah di Indonesia.

Program tersebut memberikan edukasi tentang pentingnya digital model untuk ditransformasikan di sekolah-sekolah.

Direktur REFO (PT Reformasi Generasi Indonesia) mengatakan bahwa digital bagi Indonesia akan menjadi perubahan lebih baik dunia .

Baca: Digitalisasi, Cara UMKM Bertahan di Masa Pandemi

di zaman modern tentu memberikan edukasi bagi segala aspekaspek.

Termasuk aspek pada anak-anak. Inovasi dalam bidang digital dengan aspek pancasila sangat berpengaruh, yang mana berpikir kritis dibentuk, dan anak-anak dapat membentuk peluang memajukan teknologi.

“Kita memerlukan kualitas pelayanan yang sama rata bagi seluruh anak, agar semua anak memiliki hak yang sama. Kita juga perlu menaikkan digital, terutama untuk meningkatkan numerik dan literasi,” Penjelasan yang disampaikan oleh Nadhiana pada acara Acer Edu Summit 2023.

Baca: Parigi Moutong Prioritaskan Digitalisasi Program

Menurut Nadhiana Indonesia memiliki banyak PR untuk model digitalisasi pada dunia . Terutama untuk buku-buku yang ditransfer ke sekolah-sekolah terpencil sangat minim.

“Dulu biaya cetak banyak, namun transport pengirimannya sangat sulit. Ini menjadi tantangan bagi pihak Acer dalam menyediakan layanan ke tempat terpencil agar semua sekolah dan anak-anak disana memiliki akses yang sama untuk menghadapi pembelajaran,” katanya.

Dalam membentuk sumberdaya yang maju, perlu juga menjadikan pendidikannya lebih baik.

Baca: Rumah BUMN Dorong Transformasi Digital Bagi Pelaku Usaha di Parimo

yang banyak di zaman kini tetapi enggan mengikuti perubahan. “Hadirnya visioner dalam dunia sekarang, saya yakin bahwa di negeri kita akan lebih maju,” jelas program Manager Google For Education.

Dunia yang membutuhkan pemikiran secara global, untuk manusia-manusia dengan pengkritisan pemikiran yang lebih maju.

Terutama untuk membentuk perbaikan masalah dan pembelajaran secara personal.

Baca: Kemenko PMK: Minat Pekerja Sektor Pertanian Berkurang

“Dalam menjadikan manusia seperti itu, perlu membuat proses belajar secara personal dan memiliki kemampuan multidisiplin,” tutur Tiffany berdasarkan riset tren dunia masa depan. (*/Ayu Sisca Irianti)

Editor: Muhammad Azmi Mursalim

Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.