Berita Parigi moutong, gemasulawesi– Upaya peningkatan pembangunan, Pemda Parigi Moutong fasilitasi sosialisasi Smart City PT Telkom Palu kepada para camat dan kepala OPD.
Kegiatan sosialisasi Smart City Parigi Moutong, bertempat di Pantai Mosing Desa Siney Kecamatan Tinombo Selatan Kabupaten Parimo, Sabtu 17 Juli 2020.
“Dipersilahkan bagi desa atau OPD yang mau kerjasama atau berlangganan internet. Tidak ada paksaan. Kalaupun ada provider lain yang menawarkan lebih murah, lebih cepat dan lebih bagus kenapa tidak,” ungkap Bupati Parigi Moutong, H Samsurizal Tombolotutu.
Ia menuturkan, PT Telkom selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan semi pemerintah yang membidangi urusan telekomunikasi sudah sepantasnya memberikan layanan terbaik untuk warga melalui internet.
Tidak hanya itu, perusahaan apa saja harus andil memberikan yang terbaik bagi warga.
“Kedepan semua kecamatan dan desa harus ada Smart City. Saya tidak memaksakan jika ada perusahaan menawarkan produknya lebih bagus lagi silahkan sah-sah saja,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Parimo Hamka Lagala SE MH mengatakan, konsep Smart City tidak hanya berupa jaringan internet saja. Namun, masih banyak pendukung lain seperti listrik, radio dan lain sebagainya.
“Smart City ini berbagai macam didalamnya. Apa saja. Hanya saja internet desa lumayan mahal kisaran 400 juta satu titik dan perbulannya 30 juta. Terserah desa saja, mungkin ada yang lebih murah dan lebih bagus silahkan. Desa sendiri yang memilih,” terangnya.
Sebelumnya, Badan perencanaan penelitian dan pengembangan daerah (Bappelitbangda) merencanakan program Smart City Parigi Moutong (Parimo) untuk memangkas kesenjangan jarak koordinasi antar wilayah.
“Program smart city Parigi Moutong lebih cenderung kepada aplikasi,” ungkap Kepala Bappelitbangda Parigi Moutong, Zulfinasran.
Ia mengatakan program smart city, merupakan program untuk mengatasi persoalan terkait kebutuhan informasi akurat dan cepat yang dibutuhkan Pemerintah daerah (Pemda) dari Pemerintah desa (Pemdes) dan kecamatan.
Ia melanjutkan, selama ini Pemdes dan pemerintah kecamatan bila ingin memasukkan data kepada Pemda, selalu dalam bentuk manual via flash disk atau sarana lainnya. Setelah itu, data manual tadi diantarkan langsung ke Pemda.
Hal itu kata dia, tentunya akan memakan waktu yang sangat lama untuk melakukan koordinasi. Selain boros waktu, juga memakan anggaran yang sangat besar. Dengan rentang jarak antar wilayah yang jauh satu sama lain.
“Dengan smart city Pemdes bisa mengupload datanya kapan saja. Namun, saat ini belum bisa dilaksanakan. Jadi, Pemdes sifatnya hanya membawa hard copy file ke Pemda. Akan memakan waktu banyak untuk sebuah koordinasi,” terangnya.
Pihaknya lanjut dia, sedang mencoba menggalakkan koordinasi yang singkat antara desa dan kabupaten. Mengingat pemanfaatan potensi desa serta pembangunan daerah yang sangat besar peluangnya.
Kemudian, mempercepat sistem pelaporan dan pendataan dari setiap Pemdes dan pemerinyah kecamatan. Alasannya, pembangunan dari suatu wilayah berdasarkan data yang sudah disiapkan.
“Kami mencoba membangun akses data yang cepat antara Pemdes dan Pemda vmemanfaatkan akses internet. Memang, smart city awalnya harus memiliki jaringan dan server yang memadai,” jelasnya.
Sehingga kedepannya, smart city bisa menghemat biaya perjalanan atau koordinasi dari desa kepada pemerintah kabupaten. Karena data yang dibutuhkan sudah ada dalam aplikasi itu yang bisa diakses kapan saja Pemda membutuhkan.
Walaupun, pemerintah awalnya menyiapkan anggaran yang besar diawal penerapan dan pembangunan smart city. Namun, nilai pemanfaatannya bisa digunakan hingga bertahun-tahun. Kemudian bisa tepat dan meminimalisir kekeliruan data.
“Pada tahun 2020 dan 2021 pembangunan untuk smart city rencananya sudah mulai dilaksanakan. Sementara itu, hampir di semua wilayah Parigi Moutong mengalami kendala jaringan internet,” tutupnya.
Laporan: Muhammad Rafii