Vaksinasi Booster Kedua Lansia Upaya Akhiri Pandemi Covid-19

waktu baca 3 menit
Ket Foto: Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro. (Foto/covid19.go.id)

Berita , gemasulawesi – kedua atau dosis keempat bagi penduduk lanjut usia (), merupakan salah satu upaya bangsa Indonesia untuk mengakhiri pandemi Covid-19.

Hal itu diungkapkan Juru Bicara Pemerintah unutk Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro dalam Siaran Sehat daring diikuti di Jakarta, Senin 5 Desember 2022.

“Ini juga upaya, kalau kita divaksinasi akan lebih kecil resiko keburukan dan juga kematian. Maka tidak ada salahnya bila dilakukan,” ucap Reisa Broto Asmoro.

Reisa mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 masih berlangsung. Pada saat yang sama, tubuh harus lebih berupaya untuk mencegah penularan atau infeksi, dan vaksinasi terbukti dapat dicegah secara efektif hingga saat ini.

Baca: Perkuat Imunitas Tubuh, Pemkot Palu Prioritaskan Vaksin Booster

Hal ini karena antibodi yang dihasilkan dari vaksin tersebut masih membutuhkan suntikan tambahan untuk memberikan perlindungan yang optimal dan mencegah orang, terutama , agar tidak semakin parah dan serta kematian.

Mengenai pemberian suntikan booster kedua kepada , pemerintah tetap memberikan pelayanan gratis.

Jadi di atas 60 tahun bisa mendapatkannya enam bulan setelah suntikan booster pertamanya.

Baca: Persediaan Vaksin Meningitis di Sulawesi Selatan Mulai Menipis

“Vaksin itu tidak ada efek negatifnya, misalnya ada yang bilang vaksin itu efek negatifnya, berarti itu hoax karena sampai saat ini kita semua terlindungi,” katanya.

Inisiatif baik ini terbayar karena data Kementerian (Kemenkes) per 4 Oktober hingga 21 November 2022 menunjukkan jumlah yang meninggal mencapai 2.449 orang.

Jumlah kematian didominasi oleh orang berusia di atas 60 tahun.

Baca: Dinkes Sangihe Tunggu Arahan Pemusnahan Vaksin Kadaluarsa

Melaporkan bahwa 48 persen dari mereka belum divaksinasi sama sekali, dan 8 persen lainnya baru mendapatkan vaksinasi pertama.

26 persen kemudian menerima dosis kedua dan hanya 18 persen yang menerima dosis penguat.

Oleh karena itu, Reisa menghimbau untuk tidak menghentikan vaksinasi agar dapat beraktivitas dengan nyaman dan sebagai upaya untuk mempercepat berakhirnya pandemi Covid-19 yang memasuki tahun ketiga berjalan.

Baca: Syarat Perjalanan Kini Wajib Vaksin Booster, PCR Antigen Dihapus

Sementara itu, Reisa juga mengimbau para di bawah 60 tahun untuk melengkapinya hingga booster pertama sambil menunggu Kementerian mengumumkan kebijakan selanjutnya.

“Di luar usia itu dan petugas , yang terbaik adalah menyelesaikan suntikan booster pertama terlebih dahulu karena suntikan pertama juga tidak seperti vaksinasi dua dosis penuh. Jadi selesaikan dulu.” katanya.

Juru Bicara Kementerian Mohammad Syahril menambahkan, cakupan pertama masih rendah bahkan pada kelompok .

Baca: Cakupan Vaksinasi Booster di Kendari Mencapai 43.361 Jiwa

Dalam dashboard vaksinasi Kementerian sejak 4 Desember 2022 hingga pukul 18.46 WIB, dosis booster pertama untuk hanya mencapai 32,64% atau sekitar tujuh juta orang, dan booster kedua yakni 0,72% atau 155.271 orang.

Oleh karena itu, pihaknya mengajak seluruh keluarga untuk melindungi dari dampak buruk Covid-19 dan segera meningkatkan cakupan vaksinasi ini dengan membawa ke fasilitas .

“Kalau anak memang sayang orang tuanya, ayo kita dapatkan vaksin selagi pemerintah masih menyiapkannya dan tersedia, yang bisa melindungi kita semua,” ucap Syahril. (*/Ikh)

Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.