Babak Baru Penyelidikan Keracunan Massal di Iran

<p>Keterangan Foto: penyelidikan keracunan massal yang terjadi di Iran, (Foto: Pixabay)</p>
Keterangan Foto: penyelidikan keracunan massal yang terjadi di Iran, (Foto: Pixabay)

Internasional, gemasulawesi – Pada Senin laporan dugaan keracunan yang meracuni 39 siswa di Shandarman Masal, 30 siswa di Qochan, dan 16 siswa dan seorang guru di Neishabur.

Sekelompok siswa dari asrama putri di Mashhad dibawa ke rumah sakit, begitu pula sekelompok gadis di Kohdasht.

“Sejauh ini, pemerintah belum mencegah berlanjutnya kekerasan terhadap anak-anak kami ini, dan bahkan belum menyelidiki atau menemukan tersangka,” kata Mohammadi.

Baca : Pemimpin Tertinggi Iran Menganggap Keracunan Massal di Iran sebagai Kejahatan Tak Termaafkan

Penyebaran kasus yang cepat telah mendorong beberapa pengamat untuk menarik kesejajaran dengan fenomena serupa yang didokumentasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia di Afghanistan antara 2009 dan 2012, ketika ratusan gadis di seluruh negeri mengeluhkan bau aneh dan keracunan.

Tidak ada bukti yang ditemukan untuk mendukung kecurigaan tersebut dan WHO mengatakan itu tampaknya merupakan penyakit psikogenik massal.

“Kita tidak bisa dan tidak boleh diam tentang meluasnya keracunan siswa, terutama siswi, selama seminggu terakhir tindakan penuh kebencian dan tidak manusiawi ini tidak dilakukan hanya untuk menekan protes,” kata Mohammadi .

Baca : 70 Desa dan Ratusan Rumah Mengalami Kerusakan Akibat Gempa di Iran

Mohammadi meminta PBB untuk tidak mengabaikan perilaku tidak manusiawi dan menakutkan ini dan untuk mengambil tindakan praktis segera”.

Akibat dari peristiwa tersebut memicu ketakutan lebih lanjut di antara orang tua selama berbulan-bulan.

“Dewan keamanan Iran harus  meningkatkan penyelidikannya terhadap apa yang yang dianggap sebagai gerakan terorganisir,” kata  Shahriar Heydari seorang anggota komisi keamanan parlemen Iran.

Baca : Pasangan Muda di Iran Dipenjara 10 Tahun Karena Menari

Tidak sedikit orang tua dan siswi yang kesal di ruang gawat darurat dengan kondisi infus di tangan mereka.

Beberapa orang tua telah mengeluarkan anak-anak mereka dari sekolah dan mengadakan protes terhadap pendirian tersebut.

 “1.104 siswi telah dirawat di rumah sakit di provinsi Khuzestan saja karena mengalami  gejala keracunan,” kata Habib Haibar, wakil rektor Universitas Ilmu Kedokteran Ahvaz Jundishapur .

Baca : Pejabat Iran Akan Menyelidiki Keracunan Massal Terhadap Siswi di Iran

Anak-anak yang terkena dampak keracunan dilaporkan merasakan gejala sakit kepala, jantung berdebar-debar, merasa lesu atau tidak bisa bergerak beberapa menggambarkan seperti klorin atau bahan pembersih. (*/Siti)

Editor: Muhammad Azmi Mursalim

Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News

...

Artikel Terkait

wave

Kakao Mengajukan Penawaran untuk Membeli 35 Persen Saham SM Entertainment, Penawaran Per Saham Lebih Besar dari Hybe

Perusahaan Kakao Corp dan Kakao Entertainment (anak perusahaan Kakao) pada hari Selasa, 07 Maret 2023 Kakao mengajukan penawaran untuk membeli 35 persen saham SM Entertainment.

Pemimpin Tertinggi Iran Menganggap Keracunan Massal di Iran sebagai Kejahatan Tak Termaafkan

Internasional, gemasulawesi -Pemimpin tertinggi Iran menganggap bahwa insiden keracunan siswi Iran dalam beberapa bulan terakhir sebagai kejahatan tak termaafkan yang pernah terjadi di Iran. Ratusan siswi telah dirawat di rumah sakit, dan diperikaran akan terus meningkat. &#8220;Pihak berwenang harus serius dalam menangani  masalah keracunan siswa ini adalah bentuk kejahatan besar dan tak termaafkan yan dilakukan [&hellip;]

Penemuan Baru Patung dan Kuil Mirip Sphinx di Mesir Selatan

Internasional, gemasulawesi &#8211; Para arkeolog telah berhasil menemukan satu lagi bukti sejarah baru berupa  patung yang bentuknya memiliki bentuk menyerupai sphinx serta penemuan sisa dari sebuah kuil yang ditemukan dalam kompleks kuil kuno di Mesir selatan. Proses penggalian bukti sejarah itu dilakukan di wilayah provinsi Qena, dengan jarak 280 mil atau sekitar 450 km selatan [&hellip;]

Xi Jinping Mendesak China untuk Meningkatkan Kemandirian Ditengah Sanksi dan Ketegangan Perdagangan

Internasional, gemasulawesi &#8211; China harus mempercepat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologinya untuk memastikan kemandirian yang lebih besar, pemimpin negara itu Xi Jinping mengatakan pada pertemuan politik tahunan, ketika Beijing menjadi lebih terisolasi oleh sanksi dan masalah perdagangan lainnya. Kemajuan teknologi China menghadapi persaingan global dan meningkatnya kendala dari pemerintah asing seperti AS, tetapi sektor ini [&hellip;]

Southwest Airlines Mendarat Darurat di Kuba Akibat Menabrak Seekor Burung

Internasional, gemasulawesi &#8211; Sebuah pesawat jet milik AS yang melakukan lepas landas dari Kuba mengalami masalah mesin setelah menabrak burung dan kembali ke Havana untuk pendaratan darurat pada hari Minggu. Asap memasuki kabin pesawat tetapi tidak ada korban yang terluka dalam insiden yang terjadi kepada maskapai Southwest Airlines penerbangan 3923 ke Fort Lauderdale, Florida Amerika. [&hellip;]

Berita Terkini

wave

TNI AL dan BI Resmi Lepas Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 di Sulawesi Tengah

Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 memastikan distribusi rupiah layak edar di wilayah 3T, wujud sinergi TNI AL dan BI.

Ribuan Ojol Gelar Aksi di DPR, 6.118 Personel Gabungan Dikerahkan Amankan Unjuk Rasa

Aksi ribuan pengemudi ojol di DPR/MPR dikawal 6.118 personel. Massa sampaikan tujuh tuntutan, termasuk revisi RUU.

Pemohon Minta MK Hapus Kolom Agama dari KTP dan KK

Pemohon minta hapus data agama di KTP dan KK karena risiko diskriminasi dan pelanggaran hak asasi warga.

KPK Ungkap Dugaan Korupsi Kuota Haji, Pansus DPR Soroti Pembagian Tambahan yang Menyimpang

KPK dan DPR mengusut dugaan korupsi kuota haji 2023–2024, termasuk jual beli kuota dan pelanggaran aturan pembagian.

KPK Benarkan Pengembalian Uang oleh Khalid Basalamah dalam Kasus Kuota Haji

KPK mengonfirmasi pengembalian dana oleh Khalid Basalamah terkait kuota haji, serta ungkap kerugian negara capai Rp1 triliun.


See All
; ;