Berita Sulawesi Tengah, gemasulawesi – Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah dan Yayasan Islamic Relief Indonesia jalin kerjasama antisipasi bencana melalui berbagai kegiatan guna mengurangi resiko bencana.
Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Palu Bambang saat ditemui di Palu, Senin 24 Oktober 2022.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda bulan pengurangan resiko bencana untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mewaspadai situasi berisiko akibat dampak bencana alam,” ucap Bambang.
Ia menjelaskan bahwa dengan menjalin kerjasama dengan pihak-pihak dalam pengurangan risiko bencana harus dilakukan untuk mengedukasi masyarakat tentang bagaimana untuk lebih antisipasi ancaman bencana agar meminimalisir korban jiwa.
Kegiatan ini akan berlangsung selama enam hari dari tanggal 25 hingga 30 Oktober 2022 dan akan berpusat di Palu.
Panitia penyelenggara memulai kegiatan ini dengan seminar kebencanaan yang dihadiri oleh tokoh agama, sekaligus juga memberikan penguatan untuk mitigasi.
Selain itu juga ada pameran kebencanaan, dan pada hari menjelang hari puncak diadakan simulasi bencana halaman PGM, yang melibatkan instansi vertikal, lembaga/organisasi, forum pengurangan risiko bencana, PMI dan tim relasi cepat (TRC) lintas sektor percepatan penanggulangan bencana yang dibentuk oleh pemerintah Kota Palu, Universitas Islam Negeri (UIN) Palu, pegawai mall dan juga masyarakat umum.
“Hari puncak dilakukan pengamanan mangrove di Desa Baiya, Kecamatan Tawaeli,” kata Bambang.
Ia menjelaskan, dalam simulasi nanti, menghadapi situasi gempa dan tsunami dengan perkiraan partisipasi sekitar 180 orang, dengan skenario yang dibuat seolah-olah terjadi bencana besar kemudian terjadi kepanikan.
Baca: Pemda Parigi Moutong Gunakan E-PPBGM Perkuat Data Stunting
Selain itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan mengeluarkan peringatan tsunami, kemudian pihak-pihak yang terlibat akan menjalankan perannya masing-masing sesuai tugas pokok dan fungsinya.
“Kami berharap masyarakat berperan aktif dalam simulasi ini. Kegiatan ini tentunya dimaksudkan untuk menambah informasi tentang bencana, bagaimana kita mempersiapkan diri untuk evakuasi, setidaknya untuk menyelamatkan diri. Bencana tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi,” pungkas Bambang. (Dn)
Baca: Banjir Kembali Hantam Desa Pakuli Kecamatan Gumbasa
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News
Editor: Muhammad Ikhsan