Berita Nasional, gemasulawesi – Erupsi Gunung Marapi, Sumatra Barat yang terjadi pada Sabtu 7 Januari 2023 pukul 06.11 WIB, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan minta warga agar tetap tenang.
Hal itu diungkapkan Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan Bencana Kemenko PMK Sudirman dihubungi di Jakarta, Sabtu Januari 2023.
“Masyarakat diharapkan tetap tenang dan tidak panik, namun diperlukan peningkatan kesiapsiagaan,” ucap Sudirman.
Sudirman menambahkan, masyarakat harus terus memantau data dan mengikuti rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Risiko Geologi (PVMBG) untuk tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius tiga kilometer dari kawah atau puncak.
Baca: Puncak Gunung Awu di Sulut Bentuk Kubah Lava Sumbat Puncak Kawah
Ia juga menekankan pentingnya kesiapan untuk meningkatkan data/mce-internal, konten, dan status dampak erupsi.
“Seluruh otoritas terkait harus terus meningkatkan persiapan untuk mengantisipasi peningkatan status dan dampak wabah,” ucap Sudirman.
Bila dipandang perlu dan ada pertimbangan teknis dari instansi teknis, katanya, pemerintah daerah dapat menetapkan status bencana.
Baca: PVMBG Pantau Aktivitas Gunung Soputan-Karangetang-Awu
Kemenko PMK juga menghimbau mengingat kondisi Gunung Marapi yang jauh dari permukiman, agar upaya pencegahan dapat dilakukan lebih optimal.
Sementara itu, PVMBG juga melaporkan adanya aktivitas erupsi berupa kolom abu yang setinggi 300 meter di Gunung Marapi, Sumatera Barat pada Sabtu pukul 06.11 WIB.
“Pada 7 Januari 2023 pukul 06.11 WIB terjadi erupsi eksplosif dengan kolom abu setinggi 300 meter di atas puncak,” ucap Koordinator Gunung api PVMBG Oktory Prambada.
Baca: Tiga Gunung Berapi di Sulawesi Utara Berstatus Waspada
Oktory menjelaskan, ancaman saat ini berupa semburan abu disertai semburan material atau pasir yang berpotensi berdampak pada wilayah dalam radius tiga kilometer dari pusat kawah Verbeek.
Ia mengatakan letusan ini didahului oleh peningkatan gempa vulkanik dalam pada 25 Desember 2022 sebanyak 13 kali, dan inflasi data tiltmeter stasiun puncak. (*/Ikh)
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News