Greenpeace ditantang adu data Deforestasi

<p>ilustrasi deforestasi/agroindonesia</p>
ilustrasi deforestasi/agroindonesia

Nasional, gemasulawesi- Greenpeace ditantang adu data terkait deforestasi di Indonesia. Tantangan itu datang dari  Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang mengklaim data milik mereka terkait deforestasi dan reforestasi punya dasar keilmiahan sangat kuat dengan akurasi mencapai 90-95 persen.

Baca Juga: Mengelola Transformasi Papua: Belajar dari Masa Lalu, Menatap Masa Depan

Sistem pemantauan oleh KLHK dilakukan dengan dukungan citra satelit milik sejumlah lembaga kredibel, seperti RBI (Rupa Bumi Indonesia), Lapan, dan NASA, serta pemeriksaan di lapangan. Hasilnya kemudian masih diverifikasi dan divalidasi lembaga internasional terkait.

Baca juga: Muhadjir: Stunting Masih Jadi Tantangan Pembangunan Manusia Indonesia

“Kami ini sudah me-record data sejak tahun 1990 dan update setiap tahun melalui sistem yang sudah jelas (settle) dan diakui secara Internasional. Kami punya base science sangat kuat dengan akurasi mencapai 90-95%,” kata Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Ruandha Agung Sugardiman Senin 8 November 2021.

Ia kemudian memaparkan data deforestasi dimaksud pada 1990-2020. Dari grafik yang disampaikan terlihat pada 2019-2020 angkanya sebesar 115,5 ribu ha, sedangkan deforestasi 2018-2019 sebesar 462,5 ribu ha. Data itulah yang dikutip Presiden Jokowi bahwa deforestasi di Indonesia 2019/2020 terendah dalam 20 tahun terakhir.

Baca juga: Pandemi Covid19 dan Tantangan Kebangsaan

“Apakah salah bila Bapak Presiden menyatakan ini terendah selama 20 tahun terakhir pada forum COP-16 di Glasgow kemarin?” tegas Ruandha. Jika Greenpeace masih tidak percaya, dia melanjutkan, pihaknya bersedia untuk membongkar semua data. “Ayo kita sandingkan, bagaimana basis data dan analisisnya,” kata Ruandha Agung Sugardiman.

Kenapa deforestasi 2019-2020 sangat sedikit? Menurut Ruandha Agung Sugardiman, sebab ada kebijakan untuk menghentikan semua izin baru di lahan gambut dan hutan primer. Berikutnya adalah pengendalian kebakaran hutan dan lahan sehingga hot spot menurun hingga 82%. Intervensi di lapangan dilakukan dengan patroli rutin yang melibatkan banyak instansi terkait.

Baca juga: Kemiskinan Ekstrem Jadi Tantangan Berat Pembangunan Manusia Indonesia

“Kami juga memulihkan gambut, modifikasi cuaca bekerja sama dengan BPPT, BMKG, TNI, serta kodam-kodam di daerah, selain melibatkan masyarakat peduli api, serta penegakan hukum,” bebernya. Di tengah kondisi pandemi, ia melanjutkan, pihaknya tetap melakukan modifikasi cuaca (hujan buatan) dengan menebar jutaan kilogram garam di atas wilayah Sumatera dan Kalimantan agar gambut tetap basah.

Untuk diketahui, Greenpeace Indonesia menyampaikan data berbeda dengan yang disampaikan Presiden Jokowi. Deforestasi di Indonesia justru meningkat dari sebelumnya 2,45 juta ha (2003-2011) menjadi 4,8 juta ha (2011-2019). Lembaga ini juga menyebut penurunan angka kebakaran hutan dan lahan pada 2020-2021 lebih disebabkan oleh gangguan anomali fenomena La Nina, bukan sepenuhnya hasil upaya langsung pemerintah.

Baca juga: Total 100 Ha Program Peremajaan Kelapa di Parimo

Terkait data deforestasi yang disampaikan, Greenpeace Indonesia tidak menjelaskan dengan rinci periodisasi pemerintahan saat deforestasi itu terjadi. Pemerintahan Jokowi baru berlangsung sejak Oktober 2014, sementara deforestasi di Indonesia yang terjadi pada 2003-2011 seluas 2,45 juta ha, 2011-2012 seluas 613.500 ha, 2012-2013 seluas 728 ribu ha, dan 2013-2014 seluas 397.400 ha. Khusus pada 2014-2015, deforestasi melonjak seluas 1.092.000 ha. Tapi ini masih terkait dengan kebijakan atau izin yang diberikan pemerintahan sebelum Jokowi. (**)

Baca juga: 2021, Kementan Target Tanam Porang Seluas 10 ribu Hektar

Sumber: detik.com

...

Tags

Artikel Terkait

wave

DPR RI Dorong Revisi UU ASN

Anggota Komisi II DPR RI Zulfikar Arse Sadikin mendorong agar revisi UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).

KPK Hibahkan Aset Rampasan Korupsi ke Kejaksaan Agung

KPK menghibahkan aset hasil rampasan perkara tindak pidana korupsi kepada lima instansi, salah satu di antaranya kepada Kejaksaan Agung.

34 Narapidana Terorisme Berikrar Setia Kepada NKRI

34 narapidana tindak pidana terorisme di Lapas Narkotika Kelas IIA Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, menyatakan ikrar setia kepada NKRI.

Jenderal Andika Dilantik Jadi Panglima TNI Sebelum Akhir November

Jenderal Andika Perkasa dilantik jadi panglima TNI rencananya dilaksanakan sebelum akhir November. Hal itu diungkapkan, Staf Khusus Mensesneg

Kebijakan Tes PCR Dinilai Bingungkan Masyarakat

Kebijakan tes PCR sebagai syarat bepergian dinilai membingungkan masyarakat. Hal tersebut diungkapkan Anggota Komisi IX DPR RI Darul Siska

Berita Terkini

wave

Janggal, Kejati Sulteng Belum Tetapkan Tersangka Dalam Kasus Dugaan Gratifikasi 500 Juta Tiga Proyek Jalan di Parigi Moutong

Sudah disita Kejati ratusan juta dana dugaan hasil gratifikasi, tapi anehnya belum ada tindaklanjut dari pihak kejaksaan.

Jadi Debut Bunda Corla di Layar Lebar, Inilah Sinopsis Mertua Ngeri Kali, Film Drama Komedi yang Lucu sekaligus Menyentuh Hati

Mertua Ngeri Kali adalah film drama komedi yang menghibur sekaligus menyentuh hati, dibintangi Bunda Corla yang kocak

Menyoroti Misteri dan Kepercayaan seputar Gunung Merbabu, Inilah Sinopsis Film Horor Kuncen

Kuncen adalah film horor yang akan hadir di bioskop November mendatang, membawa kisah seputar mitos di Gunung Merbabu

PT Bukit Asam Catat Produksi dan Penjualan Batu Bara Tumbuh, Optimis Hadapi Tekanan Pasar Global

PTBA mencatat produksi 35,90 juta ton hingga kuartal III-2025, didukung efisiensi, penjualan meningkat, permintaan pasar kuat.

Polresta Samarinda Tangkap 10 Tahanan Kabur, Polisi Terus Memburu Lima Buronan dan Tingkatkan Keamanan Sel

Polresta Samarinda berhasil menangkap 10 tahanan kabur, sementara lima lainnya masih diburu dengan penguatan sistem keamanan.


See All
; ;