Riau, gemasulawesi - Dinas Pendidikan Kabupaten Kampar telah mengambil tindakan serius terkait situasi kontroversial di SDN 002 Desa Tanjung, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Kontroversi ini muncul setelah foto-foto viral menunjukkan sejumlah murid SDN 002 Desa Tanjung belajar di ruangan bekas WC akibat kekurangan ruang kelas yang memadai.
Plt Kepala SDN 002 Desa Tanjung, Apriwardi, mengungkapkan bahwa kondisi ini bukanlah sesuatu yang dilebih-lebihkan.
"Kenyataannya memang begitu, ruangan yang tersedia tidak mencukupi jumlah murid yang ada," ungkapnya.
SDN 002 hanya memiliki sembilan ruangan dengan jumlah murid mencapai 223 orang.
Keterbatasan ruang kelas ini membuat sekolah terpaksa menggunakan ruangan yang tidak layak untuk proses belajar mengajar.
Permasalahan ini kemudian menjadi perhatian serius bagi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kampar, Aidil.
"Kami harus menyelesaikan masalah ini dengan serius. Kualitas pendidikan tidak boleh terganggu karena keterbatasan fasilitas," tegasnya.
Dalam pertemuan dengan Apriwardi, Aidil menyatakan keprihatinannya atas kondisi tersebut.
Tidak hanya dari pihak sekolah dan Dinas Pendidikan, tetapi juga dari berbagai elemen masyarakat, terutama orang tua murid di SDN 002, mulai muncul kekhawatiran.
"Kami prihatin dengan kondisi ruangan yang tidak memadai untuk pembelajaran anak-anak kami," kata Nurul, salah satu orang tua murid di SDN 002.
Hal ini juga menjadi sorotan dari Ketua Komisi Pendidikan DPRD Kabupaten Kampar, Ahmad, yang menegaskan bahwa situasi ini seharusnya tidak terjadi.
Di sisi lain, anggota masyarakat juga mengajukan pertanyaan mengenai penggunaan dana pendidikan.
"Apakah dana yang dialokasikan sudah optimal digunakan untuk perbaikan fasilitas pendidikan?" tanya seorang warga setempat.
Hal ini menjadi titik penting yang perlu dievaluasi oleh pemerintah daerah guna memastikan bahwa dana pendidikan benar-benar efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah tersebut.
Dalam mengatasi masalah ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Kampar sedang merencanakan langkah-langkah konkret.
Salah satunya adalah dengan mempercepat pembangunan ruang kelas baru di SDN 002.
"Kami juga akan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk DPRD setempat, untuk mencari solusi yang tepat dan berkelanjutan," ujar Aidil.
Selain itu, pemerintah daerah juga mengajak partisipasi aktif dari masyarakat dalam upaya perbaikan ini.
"Masukan dan dukungan dari masyarakat sangat dibutuhkan untuk mencapai pembenahan yang nyata dalam bidang pendidikan," tambah Aidil.
Dari sini, dapat disimpulkan bahwa kondisi pembelajaran di SDN 002 menjadi cerminan dari tantangan yang dihadapi oleh banyak sekolah di daerah pedesaan.
Diperlukan upaya bersama antara pemerintah, sekolah, masyarakat, dan anggota DPRD untuk memastikan bahwa setiap anak mendapatkan akses pendidikan yang layak dan berkualitas. (*/Shofia)