Kendari, gemasulawesi – Dewan Kerajinan Nasional Daerah atau Dekranasda Provinsi Sulawesi Tenggara menyatakan saat ini, lebih dari 3.500 orang penenun lokal saat ini aktif memproduksi kain tenun khas Sulawesi Tenggara.
Menurut Dekranasda Sulawesi Tenggara, para penenun tersebut tersebar di 17 kabupaten atau kota yang ada di Sulawesi Tenggara.
Dalam pernyataannya di Kendari, tanggal 25 Juni 2024, Sekretaris Dekranasda Sulawesi Tenggara, Herawati Muchlisi, menyampaikan Kabupaten Muna dengan pusat industri tenun loal Masalili menjadi penyumbang terbanyak jumlah penenun se-Sulawesi Tenggara.
“Untuk jumlah penenun di Kabupaten Muna sekitar 800-an orang,” katanya.
Dia menambahkan peringkat kedua ditempati Buteng, kemudian Muna Barat, Baubau, Buton dan kemudian Buton Selatan.
Dia melanjutkan melakukan hilirisasi produk tenun Sulawesi Tenggara dengan memastikan jika tenun tersebut diproduksi oleh pengrajin di wilayah Sulawesi Tenggara secara tidak langsung akan membantu menjaga kelestarian budaya tenun.
“Sekaligus dampak ekonominya akan dirasakan langsung oleh mereka,” ujarnya.
Dikutip dari Antara, Herawati menegaskan Dekranasda sangat mendukung penuh hilirisasi industri tenun lokal khas Bumi Anoa untuk dapat menasional.
“Dengan kolaborasi yang dilakukan lintas sektor dan memaksimalkan promosi kain tenun Sulawesi Tenggara dengan melalui berbagai kegiatan-kegiatan nasional,” ucapnya.
Dia menuturkan hilirisai tenun harus didukung untuk terus menghidupkan para pengrajin tenun tradisional.
Herawati Muchlisi juga berharap para pengrajin tenun lokal juga dapat menangkap peluang itu untuk meraup nilai ekonomis semaksimal mungkin.
“Namun, tetap menjaga dan juga terus meningkatkan kualitas serta kuantitas produk,” tuturnya.
Dia menyampaikan sebagai bentuk dukungan kepada para pengrajin Pemerintah Kabupaten dan Kota juga harus aktif melakukan pendataan HAKI atau Hak Kekayaan Intelektual untuk motif-motif khas daerah dalam rangka melindungi warisan budaya.
Di sisi lain, Dekranasda Sulawesi Tenggara mengajak masyarakat ikut melestarikan kain tenun lokal yang adalah warisan budaya leluhur.
Ketua Dekranasda Sulawesi Tenggara, Tina Nur Alam, menyampaikan tenun lokal adalah salah satu unsur kekayaan khasanah budaya leluhur yang menjadi pakaian kebesaran dan juga pakaian tradisional pada zamannya. (Mey)